Wawancara Khusus Model Senior Okky Asokawati, Berbeda Itu Enggak Enak

Okky Asokawati, model senior Indonesia pernah merasakan bagaimana menjadi seorang yang tak percaya diri.

Tribunnews/irwan rismawan
WAWANCARA - Okky Asokawati di sela-sela wawancara di kantor Tribun Network di Jakarta, Kamis 4 Maret 2021 - Wawancara Khusus Model Senior Okky Asokawati, Berbeda Itu Enggak Enak 

Terasa. Dalam pemilihan topik pembicaraan.

Misal aku bersama teman-teman model, maka kalau mau ngomong yang berbau politik, berbau kondisi republik ini, teman-teman nanya ke aku.

Tapi ketika aku berada di parlemen, ketika ngomong tentang fashion, penampilan, public speaking, para politisi itu nanya ke aku. Alhamdulillah aku enjoy dengan itu.

Bisa dikatakan semua ini saling bertautan, saling memperkaya?

Betul, aku perhatikan selama aku dua periode di parlemen, dengan pengalaman sebagai model, aku merasakan kemudahan untuk melakukan public speaking.

Ketika harus menanya atau berargumen dengan mitra, karena kita sudah terbiasa dilihat orang, terbiasa di panggung, dengan feeding yang bagus dari tenaga ahli, kemudian ditambah pengalaman public speaking, itu membuat kita lebih percaya diri untuk berbicara.

Dibandingkan dengan teman-teman yang tidak ada latarbelakang public speaking, kemudian mereka jadi legislator, yang aku perhatikan jadi tidak selancar ketika aktivis yang berbicara.

Atau mereka-mereka yang punya pengalaman di dunia panggung. Itu yang aku perhatikan.

Calon anggota parlemen dikasih pembekalan, dapat public speaking tidak?

Seingat aku waktu itu tidak dapat (pembekalan public speaking). Lebih kepada teknis sebagai legislator, tapi soft skill tidak secara intens.

Penampilan saja sepertinya tidak. Harus belajar sendiri.

Sementara kalau, kadang-kadang kalau misalnya kita lihat, kawan-kawan di daerah harus diberitahu juga sih.

Dua periode DPR RI cukup panjang. Pencapaian tertinggi seorang Oky di parlemen selama 10 tahun?

Namanya juga legislator, tentu lebih ke keterlibatan aku dalam membuat undang-undang.

Aku amati juga, tidak semua legislator itu betul-betul terlibat dengan isu-isu yang terkait dengan pembuatan sebuah undang-undang.

Karena memang untuk membuat sebuah undang-undang, kita bisa berbicara mengenai substansi itu kalau kita terlibat langsung.

Terlibat secara komitmen, dan menurut aku sebagai legislator, pengalaman tertinggi ketika kita bisa membuat sebuah undang-undang.

Tidak bisa dibilang kerja sendiri, karena itu kerja bareng, kerja kolektif.

Tapi ketika media meminta kita bicara tentang undang-undang yang kita bahas, kita melihat media lebih banyak minta ke kita daripada orang lain, menurut saya itu bentuk puncak, bahwa kerja kita memang bagus di situ.

Sampai pernah ada yang mengatakan padaku, ketika mau terjun, ada politisi senior mengatakan, 'Politisi itu kan selebriti juga lho. Karena nanti diundang TV, diwawancara, itu kan juga selebriti.'

Undang-undang apa yang bikin Mbak Oky puas?

Puas 100 persen itu tidak ada. Karena banyak kepala, banyak pihak, jadi kita harus bisa mengakomodir semua pihak.

Kata puas mungkin aku ganti jadi kata bersyukur ketika bisa terlibat secara intens dalam pembuatan undang-undang BPJS Kesehatan atau BPJS Tenaga Kerja.

Kemudian aku juga bersyukur ketika bisa terlibat membuat undang-undang keperawatan.

Yang kaitannya memang dengan kesehatan, juga aku bersyukur ketika terlibat membuat undang-undang perlindungan pekerja migran yang kita tahu banyak sekali masalahnya.

(tribun network/lucius genik)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved