Serba Serbi
Dulang Viral di Bali, Berikut Penjelasan Sulinggih Terkait Makna Dulang
Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, dulang adalah salah satu sarana untuk upakara atau tempat bebantenan di Bali
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dulang menjadi viral, setelah terkuaknya chat kurang pantas yang diduga dilakukan seorang oknum pemuka agama di Bali.
Chat tersebut berisi ajakan seorang pemuka agama, kepada umatnya untuk mengantarkan membeli dulang.
Namun setelahnya diajak ke hotel dengan dalih akan diramal.
Akhirnya banyak meme tentang dulang bermunculan di media sosial.
Baca juga: Meski Dulang Viral, Pedagang Dulang di Denpasar Mengeluh Sepi Pembeli dan Sudah Sebulan Tak Terjual
Namun apakah sejatinya makna dulang dalam agama Hindu?
Berdasarkan penjelasan Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, dulang adalah salah satu sarana untuk upakara atau tempat bebantenan di Bali.
Bentuknya mirip nampan, namun berisi tiang pendek yang menyangga.
Dulang pun kerap dipakai untuk membuat gebogan, atau banten lainnya pada upacara agama.
"Dulang ini memiliki simbol adanya tingkatan tinggi rendahnya derajat yang memakainya," jelas ida kepada Tribun Bali, Senin 8 Maret 2021.
Atau dalam kata lain sebagai simbol penghormatan.
Contoh pada zaman dahulu, bila menjamu raja, sulinggih pasti menggunakan dulang.
Hal tersebut membedakan dengan masyarakat biasa.
"Sementara khusus dalam banten gebogan ada dua hal," kata ida.
Sebagai simbol haturan atau persembahan kepada yang dihormati atau ida bhatara.
Baca juga: Terkait Chat Dulang Viral, PHDI Bali Akan Gelar Rapat
"Sebagai bentuk estetika (keindahan)
Karena dengan memakai dulang, gebogan itu akan terlihat lebih cantik, indah, dan menarik dari pada kalau memakai nampan," sebut ida. (*)