Berita Bali

Sulit Berkomunikasi dengan Pasien Asal Tiongkok, Tim Medis RSUP Sanglah Diajarkan Bahasa Mandarin

I Gusti Ngurah Widyatmaja, Sekretaris Tourism Confucius Institute (TCI) Udayana University mengatakan kegiatan ini merupakan bagian

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Kelas Bahasa Mandarin Untuk Perawat RSUP Sanglah yang dilakukan melalui Zoom. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Guna meningkatkan kualitas SDM para tenaga medis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, terutama dalam kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa mandarin, Tourism Confucius Institute (TCI) Udayana University memberikan pelatihan bahasa mandarin kepada tenaga medis di RSUP Sanglah.

Ketika dikonfirmasi, I Gusti Ngurah Widyatmaja, Sekretaris Tourism Confucius Institute (TCI) Udayana University mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari agenda kegiatan yang dimiliki oleh TCI.

"Tujuan utama kami adalah untuk memberikan pelayanan yang nyaman bagi wisatawan Tiongkok yang berlibur ke Bali," ungkapnya pada, Rabu 24 Maret 2021.

Lebih lanjut, diakui Widiyatmaja wisatawan Tiongkok yang datang ke Bali mengalami musibah dan ketika datang ke rumah sakit wisatawan ini sering mengeluh tidak bisa berkomunikasi dengan baik.

Baca juga: Dapat Hibah Alat Pengolahan Sampah Medis dari Kemenkes, RSUP Sanglah Akan Kelola Sampah Mandiri

Sehingga diakuinya sering kali wisatawan Tiongkok harus menunggu lama untuk mendapatkan penanganan.

Pada periode pertama yang berlangsung selama tiga bulan di tahun 2020, Widyatmaja mengatakan pelatihan ini diikuti sebanyak 27 orang tenaga medis yang terdiri dari dokter umum, perawat, staf medis hingga tenaga kemanan.

Para peserta ini dipilih karena peserta inilah yang akan bertemu langsung dengan wisatawan tiongkok yang datang ke RSUP Sanglah.

Adapun materi yang diberikan adalah materi berbahasa tingkat dasar dan kemudian dilanjutkan dengan materi lanjutan yang menargetkan tenaga kesehatan ini bisa berbicara menggunakan bahasa Tiongkok kepada para turis Tiongkok yang datang ke Rumah Sakit Sanglah.

Untuk prosesnya sendiri, Widiatmaja mengatakan masih dilakukan secara daring karena waktu pelaksanaan yang bertepatan dengan masa pandemi covid-19 sehingga aktivitas pertemuan langsung tidak bisa dilakukan.

"Untuk tenaga pendidiknya sendiri adalah para dosen yang berasal dari beberapa kampus di Tiongkok," tutupnya.

Akan Kelola Sampah Mandiri

Sebelumnya diwartakan Tribun Bali, Untuk pengolahan sampah medis padat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah bekerjasama dengan pihak ketiga dengan membawa limbah tersebut pada daerah Jawa Timur.

Ketika dikonfirmasi, dr. Ni Luh Dharma Kerti Natih, MHSM, Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSUP Sanglah mengakui RSUP Sanglah hingga saat ini belum mampu mengolah sendiri sampah medis padat yang dihasilkan.

Lebih lanjut ia mengatakan, hal tersebut dikarenakan incinerator milik RSUP Sanglah tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya.

"Ini karena incinerator RSUP Sanglah tidak memenuhi dari sisi uji fungsi dan keamanannya.

Sehingga tidak memiliki syarat operasional dan sampai saat ini incinerator tidak berfungsi," jelasnya pada, Senin 15 Maret 2021.

Baca juga: Menkes Budi Sadikin Kunjungan ke RSUP Sanglah Bali, Tinjau Pembangunan Gedung Kesehatan Baru

Sedangkan alat lainnya, dr.Natih mengakui RSUP Sanglah memang belum memilikinya.

Namun demikian, untuk tahun 2021, RSUP Sanglah mendapatkan hibah alat pengolahan sampah plastik dari Kementerian Kesehatan.

Dengan adanya hibah ini, dr.Natih mengatakan di tahun 2021, RSUP Sanglah bisa melakukan pengolahan sampah secara mandiri.

Sehingga volume sampah yang akan di kirim ke luar Bali bisa dikurangi.

"Jika alat ini dioperasikan, maka akan mampu mengurangi sekitar 30 persen dari sampah pada padat yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Sanglah

Sehingga akan bisa menghemat biaya pengiriman sampah," tambahnya.

Selain itu, dengan adanya alat pengolahan sampah plastik ini, RSUP Sanglah dikatakan dr.Natih bisa melakukan pengolahan sampah sendiri.

Khususnya untuk sampah medis yang terbuat dari bahan plastik yang sifatnya steril.

Sehingga sampah tersebut bisa dijual dan bisa di daur ulang kembali.(*)

Artikel lainnya di Berita Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved