Berita Gianyar

Misteri Keberadaan Komang Ayu, Pencarian Susuri Tukad Petanu Hingga Laut, Korban Belum Ditemukan

Misteri keberadaan Komang Ayu belum terpecahkan. Pencarian dihentikan namun belum ditutup secara permanen. Ketika nanti adanya informasi terkait keb

Istimewa
Keberadaan Ni Komang Ayu Ardani masih misterius. Pencarian di Tukad Petanu masih dilanjutkan . 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Seminggu sudah berlalu sejak kejadian tiga orang jatuh ke jurang Jembatan Tukad Petanu, Banjar Laplapan, Ubud, Gianyar, Bali pada Kamis 18 Maret 2021, Pukul 19.00 Wita.

Saat peristiwa terjadi, dua orang berhasil diselamatkan, namun satu orang bernama Ni Komang Ayu Ardani (37) belum juga ditemukan.

Hari ini, Jumat 26 Maret 2021 keluarga korban akan tetap melakukan pencarian bersama kerabat dan relawan yang rela membantu.

Pencarian Ayu Ardani sebelumnya sudah dihentikan oleh Tim Gabungan.

Pihak Basarnas Bali maupun BPBD Gianyar sudah mencari sampai laut, namun tidak ada tanda-tanda.

Misteri keberadaan Komang Ayu belum terpecahkan.

Pencarian dihentikan namun belum ditutup secara permanen.

Ketika nanti adanya informasi terkait keberadaan korban, mereka akan kembali melakukan pencarian. 

Semua berharap agar Ni Komang Ayu Ardani asal Banjar Teruna, Desa Siangan, Gianyar, Bali segera ditemukan.

Baca juga: UPDATE Tim Pencari Komang Ayu Bertambah, Brimob Polda Bali dan Tagana Gianyar Bergabung

Baca juga: Tepat di Hari Kajeng Kliwon Pencarian Komang Ayu Dihentikan, Basarnas: Maaf Kami Belum Bisa Temukan

Kepala BPBD Gianyar, Ida Bagus Suamba mengantakan, Kamis 25 Maret 2021 kemarin merupakan hari kedelapan korban bersama anaknya dan mertuanya jatuh ke jurang di bawah jembatan Banjar Laplapan, Ubud, Gianyar.

Tim pencarian terdiri dari berbagai pihak, mulai dari Basarnas Bali, Balawista Bali, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gianyar, Polairud Polda Bali, Polairud Polres Gianyar, Tagana, ratusan relawan dan terakhir bergabung Yonzipur 18/YKR.

Total orang yang pencari sebanyak 135 orang per hari. 

"Tim Balawista telah melakukan penyisiran sampai laut, tapi tidak ada tanda-tanda, termasuk bau pun tidak tercium. Balawista kami sudah berpengalaman, kalau misalnya ada bau, dalam radius 50 meter saja sudah diketahui," ujarnya kemarin.

Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Bali, Anak Agung Ketut Alit Supartana mengantakan, kemarin merupakan keterlambatan Basarnas di hari ke tujuh.

Dan, dalam penutupan pencarian ini, bukan berarti pihaknya menutup secara permanen. 

"Pencarian hari ini kami tutup, tapi bukan berarti kita berhenti secara permanen. Seandainya hari ke 8, 9,  atau10 ada laporan warga, ada tanda keberadaan korban,  agar diinformasikan ke kita atau BPBD," ujarnya.

Dia mengungkapkan, selama pencarian di hari pertama, pihaknya melakukan penyisiran di TKP hingga radius 1,5 kilometer.

Dimana saat itu, air sungai relatif tinggi.

Pencarian yang dilakukan siang dan malam, tidak membuahkan hasil.

Hari kedua dan seterusnya, pencarian diperluas hingga radius 2 kilometer. 

Baca juga: Cuaca Tidak Mendukung, Pencarian Komang Ayu Hari Ini Dihentikan, Basarnas Bali Beri Penjelasan

"Kami lakukan pencarian dengan semua unsur, dengan hati-hati. Semua yang dilakukan atas koordinasi. Tidak ada yang bergerak atas kemauan diri sendiri. Mohon maaf untuk keluarga, kami belum bisa temukan," ujarnya.

Kasat Polairud Polres Gianyar, Iptu I Wayan Antariksawan menambahkan, selama pencarian, tidak ada sejengkal tempat pun yang tidak diperiksa.

Bahkan, setiap ada lokasi yang dicurigai, tim pencari sampai mengeceknya hingga tiga sampai empat kali. 

"Ada tempat yang kita curigai, kita lakukan pencarian berulang-ulang, bahkan sampai tiga, empat kali. Setiap informasi kami tindaklanjuti. Masyarakat sangat antusias membantu. Tapi apa daya, sampai habis waktunya, korban belum ditemukan," ujarnya.

"Sebelum pencarian, tiap hari saya berdoa. Bangun tidur berdoa agar korban bisa ditemukan. Tapi ini di batas kemampuan kami," ungkapnya.

Dalam penutupan tersebut, pihak keluarga termasuk suami korban hadir. Pihak keluarga berterimakasih atas bantuan dari pihak pemerintah selama ini, termasuk juga para relawan.

Namun, meskipun pihak pemerintah telah menutup pencarian, pihak keluarga akan tetap melakukan pencarian.

"Saya selaku keluarga berterimakasih pada aparat, masyararakat dan semua yang membantu. Kami selaku keluarga tetap melakukan pencarian bersama teman, keluarga atau relawan. Kami selalu mengharapkan adanya pihak yang membantu kami," ujar kakak suami korban, I Wayan Sumirat.

Kondisi Terkini Jembatan Laplapan

Pengendara sepeda motor melintas di atas jembatan Tukad Petanu, Banjar Laplapan, Desa Petulu, Ubud, Kamis (29/6/2017). Jembatan ini licin setiap diguyur hujan.
Pengendara sepeda motor melintas di atas jembatan Tukad Petanu, Banjar Laplapan, Desa Petulu, Ubud, Kamis (29/6/2017). Jembatan ini licin setiap diguyur hujan. (Tribun Bali / I Wayan Eri Gunarta)

Jembatan Laplapan atau yang dikenal sebagai Jembatan Tukad Petanu sudah mengalami beberapa perbaikan sejak peritiwa jatuhnya tiga orang yang melintas di sana.

Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar memperbaiki lampu penerangan jalan di Jembatan Laplapan, Ubud, Gianyar, Bali, Senin 22 Maret 2021.

Di mana penerangan jalan juga menjadi salah satu keluhan pengguna jalan di lokasi Ni Komang Ayu Ardani jatuh ke Sungai Petanu bersama dua keluarganya, selain kondisi jalan rusak dan tanjakan terjal.

Data dihimpun Tribun Bali, dalam perbaikan ini, Dishub Gianyar melakukan perbaikan pada lima buah lampu penerangan jalan yang kondisinya mati.

Namun dalam perbaikan ini, petugas tampak kewalahan.

Sebab medan jalan sangat terjal sehingga perbaikan penuh risiko. Beruntung, perbaikan dapat berjalan dengan kondusif.

Kepala Dishub Gianyar, I Wayan Suamba mengatakan, perbaikan yang dilakukan tidak mudah, karena medan yang terjal serta sempit.

Terlebih, aktivitas lalu lintas relatif ramai.

"Kami perbaiki di 5 titik, namun medannya sangat berat," ujarnya. 

Dikatakannya, rusaknya lampu tersebut disebabkan berbagai alasan.

Satu di antaranya, karena lampu yang terpasang merupakan lampu lama, dan rusak karena tertimpa pohon.

"Lampu lama/konvesional, tertimpa longsoran bambu, sehingga kabel putus bahkan sampai lampu pecah," jelas Suamba. 

Sebelumnya warga menyebutkan, sejumlah lampu tersebut telah lama padam. Hal ini tidak ditampik oleh dinas perhubungan Gianyar. 

"Seharusnya semua pemakai jalan berhati hati, ketika medan berbahaya LPJ mati, jalan berlubang apalagi saat musim hujan. Kelayakan motor atau mobil yang dipakai serta kecakapan/ketrampilan membawa motor harus diperhatikan," ujarnya.

Diapun mengimbau supaya masyarakat mempertimbangkan kecakapan berkendara saat melewati jalan ini.

Jika belum cakap, kata dia, diharapkan melintas melalui jalur Jalan Raya Goa Gajah - Teges.

"Kan jalannya bukan itu saja, kalau mau ke Pejeng dari Ubud atau sebaliknya, kan bisa lewat jalur datar Goa Gajah menuju Tegas. Biar pun jalurnya lebih jauh, yang penting selamat. Lagi pula kan tidak jauh-jauh sekali," ujarnya.

Berita Terkait Tukad Petanu

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved