Berita Denpasar

UPDATE : Kasus Lansia Telantar Penuh Belatung di Denpasar, Kadus Wangaya Kelod Temui Saudaranya

Kepala Dusun Wangaya Kelod A.A Widya Ambara berinisiatif menemui SASG (58) adik dari GSI (69) seorang perempuan lansia yang sakit dikerumuni belatung

Istimewa
Kondisi tempat tinggal GSI (69) saat dievakuasi karena sakit lemas dan dipenuhi belatung, di Jalan Kartini No.74, Wangaya Kelod, Dauh Puri Kaja, Denpasar, Bali, Selasa 23 Maret 2021 sore. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Dusun Wangaya Kelod A.A Widya Ambara berinisiatif menemui SASG (58) adik dari GSI (69) seorang perempuan lansia yang sakit dikerumuni belatung dan hidup secara tidak layak di rumah yang telah roboh.

Saat bertemu langsung dengan adik GSI, Kadus melakukan klarifikasi kepada adiknya kenapa kakaknya sampai sakit dan telantar.

Sebab jika tak mampu menangani bisa melapor ke pihak Dusun/Desa setempat untuk meminta bantuan fasilitas.

"Saya sudah turun ke lapangan melihat kondisi sore kemarin, pas toko adiknya buka, saya temui langsung namun diajak ngobrol malah tidak nyambung."

Baca juga: Dewan Denpasar Sidak ke Pantai Sanur Bali, 80 Persen Bangunan Melanggar Sempadan Pantai

Baca juga: Karyawan dari 30 Hotel di Sanur Denpasar Jalani Vaksinasi Covid-19

"Dia bilang kakaknya tidak apa-apa padahal jelas-jelas seperti itu kondisi kakaknya, dan bilang sudah ngasih makanan, lalu juga bukan adiknya yang melapor ke BPBD saat evakuasi kakaknya" tutur Widya kepada Tribun Bali, Jumat 26 Maret 2021.

"Adiknya mengaku sudah sewa suster untuk jaga kakaknya di rumah sakit," imbuhnya

Akan tetapi, Widya tetap berkoordinasi dengan Kepala Desa Dauh Puri Kaja, Gusti Ketut Sucipta.

Sebab GSI (69) yang sedang dirawat juga diduga mengalami gangguan kejiwaan sehingga ke depan harus mendapat penanganan khusus.

"Kami koordinasikan juga dengan Kades dan Dinsos kan ada rehabilitasi orang dengan gangguan jiwa, supaya ditangani, dan kami tidak ingin mengabaikan warga sampai telantar apalagi kondisinya seperti itu, ia juga hidup bertahun-tahun tanpa lampu," ucapnya. 

Diberitakan sebelumnya, seorang nenek ditemukan dalam kondisi memprihatinkan dengan baju dan celana dipenuhi belatung di Jalan Kartini No 74, Wangaya Kelod, Dauh Puri Kaja, Denpasar, Bali, Selasa 23 Maret 2021.

Baca juga: Nyambi Jual Sabu di Denpasar, Tukang Las Dihukum 9 Tahun Penjara

Nenek berinisial GSI (69) ini dalam kondisi tidak terawat dan mengalami penurunan kesadaran serta diduga mengalami gangguan kejiwaan.

Nenek tersebut tinggal di sebuah rumah di belakang ruko yang kondisinya terbengkalai.

Ia diketahui tinggal dengan adiknya yang juga sudah berumur.

Mereka berdua hidup dengan kondisi tidak layak. Selama bertahun-tahun hidup tanpa lampu.

Mereka mendapat supply makanan sehari-hari dari keponakan, namun keponakannya jarang langsung menengok kondisi GSI tersebut.

Tidak jarang pasien mengamuk.

Sementara adik dari nenek tersebut berjualan karpet di ruko di depan tempat tinggal tersebut yang juga dengan kondisi tidak layak dan penuh debu.

Sang keponakan meminta bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar untuk menangani GSI.

BPBD berkoorinasi dengan Damakesmas Denbar 2 untuk menangani pasien yang dalam kondisi memprihatinkan itu.

Petugas medis Damakesmas Denbar 2, Novi, Rabu 24 Maret 2021, menjelaskan, kondisi nenek itu lemah, kesadaran menurun sejak pagi, napas berat, tampak tidak terawat, serta terdapat banyak belatung di baju dan celana.

Oleh petugas Damakesmas Denbar 2 nenek GSI dirujuk menuju RSUD Wangaya Kota Denpasar.

Kasubag Hukum dan Humas RSUD Wangaya Kota Denpasar, AA Ngurah Suastika mengatakan, pihaknya telah menerima pasien atas nama GSI tersebut, Selasa malam.

Saat ini nenek tersebut sudah mendapat penanganan terkait lukanya yang sempat dihinggapi belatung.

"Pasien dirawat di RSUD Wangaya dari kemarin malam 23 Maret, Kondisi pasien hari ini (kemarin, Red) 24 Maret, terdapat luka pada bokong, ada belatung, tapi sekarang sudah dirawat. Sudah bersih dari belatung. Dan luka pada betis kanan sudah juga tetawat dengan baik," ungkapnya.

Sementara saat ini, keponakan nenek tersebut telah datang ke RSUD Wangaya dan langsung menjaga nenek tersebut pada salah satu kamar rawat inap.

Berdasarkan data yang dihimpun, GSI hanya tinggal bersama saudara sekandungnya berinisial SA (58), keduanya belum berkeluarga, sementara orangtuanya sudah meninggal dunia dan diwariskan kepada dua bersaudara ini.

Selama ini dua bersaudara ini diberi makanan oleh sanak keluarga lain/keponakannya dengan dikirimkan.

Namun keponakan seringkali hanya menyampaikan makanan kepada sang adik di depan toko sehingga tidak mengetahui kondisi bibinya.

Nyoman Sarji menuturkan, bahwa terakhir kali melihat GSI sekitar dua bulan yang lalu.

GSI sendiri dikenal warga sekitar seperti mengidap gangguan kejiwaan.

"Saya melihat terakhir 2 bulan yang lalu, keluar jalannya berduyun-duyun, pakai tongkat, hanya duduk di depan saja, tidak ngobrol, duduk di depan sambil melihat jalan dan aktivitas penjual bunga, memang seperti ada gangguan kejiwaan," bebernya.

Toko Redjeki yang dikelola sang Adik SA biasa buka pukul 09.00 Wita sampai dengan 21.00 Wita.

"ini sedang tutup mungkin menjaga kakaknya yang sakit," katanya.

Nyoman Sarji dan pedagang bunga lainnya mengaku tidak mengetahui GSI mengidap penyakit.

"Tidak, tidak pernah ada cerita masalah sakit," ujarnya.

Sosok SA, saudara GSI pernah berkomunikasi dengan Nyoman Sarji, ia mengaku pernah dinasihati untuk sabar dalam berjualan.

"Saya pernah dinasihati agar sabar saat berjualan, beberapa momen ngobrol ada kalau sama adiknya laki-laki, kalau sama yang kakaknya yang sakit belum pernah," ucapnya. (*).

Berita lainnya di Berita Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved