Berita Bali
Pariwisata Internasional Bali Dibuka Pertengahan Tahun, Menko Luhut : Masih Dalam Pembahasan
Satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda, Pemerintah Indonesia pun masih menutup pintu pariwisata bagi wisatawan mancanegara
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda, Pemerintah Indonesia pun masih menutup pintu pariwisata bagi wisatawan mancanegara hingga sekarang.
Hanya Warga Negara Asing (WNA) pemegang visa diplomatik, visa dinas kunjungan resmi pejabat asing setingkat menteri ke atas, izin tinggal diplomatik dan izin tinggal dinas serta Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) yang dapat masuk Indonesia.
Kemudian bagaimana sekarang ini apakah larangan tersebut masih berlaku?
"Sebenarnya memang masih ada peraturan itu. Kita lagi evaluasi, karena sekarang ini target kita Bali ini kalau tadi kita berbicara dengan Menteri Kesehatan sampai bulan depan itu kita upayakan bisa sampai 1,8 juta atau mendekati 2 juta masyarakat divaksin di Bali," ujar Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Jumat 26 Maret 2021.
Baca juga: Sambut Pembukaan Pariwisata, Sejumlah Unsur di Bali Mulai Siapkan Daerah Tujuan Wisata
Baca juga: Pembukaan Pendaftaran Sekolah Kedinasan Serangkaian Seleksi CPNS 2021 Rencananya Dimulai April
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno : Pembukaan Bali is On The Way
Jika target itu dapat dicapai, dan di bulan April sampai Mei bisa kita tambah lagi satu juta masyarakat Bali telah divaksin sehingga di bulan Mei bisa tercapai 3 juta tervaksinasi Covid-19 dan Bali ini kita anggap bisa jadi green zone atau zona hijau.
Kemudian kapan kita (Indonesia) akan membuka pintu pariwisata khususnya Bali untuk wisatawan mancanegara?
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan menyampaikan hal mengenai itu masih dalam pembahasan.
"Kapan kita akan mau buka dengan asing? Itu pembicaraan lagi jalan juga. Kita juga melihat mana yang boleh datang kemari, yang tentu penanganan Covid-19 baik dan vaksinasinya juga sudah banyak. Sekarang lagi dibicarakan mengenai itu, dan besok ada rapat kata Bu Wamenparekraf mengenai itu," imbuh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Lebih lanjut ia menyampaikan, parameter yang digunakan untuk mencabut larangan WNA (Wisman) masuk ke Indonesia, yaitu parameternya kita (Bali khususnya) harus sama dengan parameter digunakan negara asing yang mau masuk ke kita.
Misalnya Korea dan Qatar sama parameternya dengan kita setuju, ya kita bikin travel bubblenya disitu.
Kalau nanti ada yang lain silahkan, tidak boleh satu pihak jadi harus kedua belah pihak.
Menurutnya, sejumlah negara menyampaikan penanganan Covid-19 kita (Indonesia) itu baik, penanganan ekonomi kita dampak pandemi Covid-19 juga baik dan diapresiasi oleh mereka.
"Itu (penanganan Covid-19 dan dampak ekonomi pandemi) diapresiasi oleh mereka. Karena ini bagus turis itu bisa kita segera buka jangan terlalu lama. Di Bali ini jangan hanya turis saja (mengandalkan sektor pariwisata) tapi bisa pertanian, kelautan dan industri itu juga harus dinaikkan (potensi ekonominya)," tambah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Ivendo DPD Bali Sambut Baik Rencana Pembukaan Pariwisata Internasional Bali Pertengahan Tahun 2021
Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO) DPD Bali menyambut baik pernyataan Bapak Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja di Bali beberapa hari yang lalu perihal pembukaan pariwisata Bali kemungkinan bisa dilakukan pada Juli 2021 dengan syarat angka pertumbuhan Covid-19 semakin terkendali.
Pernyataan Bapak Presiden ini memberikan angin segar bagi seluruh pelaku industri pariwisata di Bali termasuk para pelaku Penyelenggara Kegiatan (Event) untuk terus berbenah diri dan merapatkan barisan.
Apalagi saat ini perhatian pemerintah begitu besar untuk segera memulihkan pariwisata Pulau Dewata dengan melakukan berbagai langkah-langkah taktis seperti perluasan program vaksinasi, pengetatan penerapan prokes, bantuan stimulus industri yang besar dan lain-lain.
“Kerja besar ini bukan semata-mata menjadi tanggungjawab pemerintah saja namun harus mampu melibatkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkannya.
Hal inilah yang mendorong DPD IVENDO BALI untuk terus menggaungkan semangat Engage, Collaborate, Accelerate,” ujar Ketua DPD IVENDO Bali Grace Jeanie, dalam keterangannya, Kamis 18 Maret 2021.
Untuk percepatan realisasi tesebut IVENDO Bali menyampaikan sumbangan pemikiran pertama harus ada penerapan prokes yang bukan hanya etalase yang menyentuh semua sektor serta lapisan masyarakat di Bali serta sistem kontrol kuat.
Untuk percepatan, saat ini tidak cukup hanya sosialisasi tapi pelatihan secara massive dan terus menerus khususnya di industri pariwisata.
Untuk itu IVENDO juga bisa dilibatkan.
Sebagai ilustrasi, untuk mendorong penerapan prokes, tahun 2020, DPD IVENDO Bali menginisiasi Pelatihan Tingkat Dasar Officer CHSE untuk anggota IVENDO.
Saat ini DPD IVENDO Bali telah memiliki 40 orang yang bersertifikat Officer CHSE.
Pun, saat ini, IVENDO telah memiliki Auditor CHSE dan Trainer setingkat ASEAN.
Pada tahun yang sama IVENDO telah membantu Pemda KEPRI untuk sosialisasi & pelatihan CHSE sebanyak 900 peserta selama hampir 1 bulan.
Kemudian kedua, persiapan Re-open border bisa diawali sebelumnya dengan melakukan simulasi semisal mengundang media asing dan perwakilan negara asing ke Bali dan melakukan publikasi serta promosi secara gencar untuk menunjukkan kesiapan Bali.
Lalu sumbangan pikiran selanjutnya untuk menggerakkan sektor UMKM, IVENDO juga mengusulkan agar menggunakan produk UMKM sebagai produk souvenir kegiatan. Baik kegiatan yang diadakan oleh K/L maupun BUMN.
Kemudian untuk program-program percepatan yang strategis, IVENDO juga siap dilibatkan dan telah menyiapkan sejumlah usulan program sebagai persiapan re-open border.
Mulai pelatihan CHSE officer, program integrasi konsep sistem pemasaran ekraf, Bali Travel Fair yang mengkombinasikan B2C dan B2B, pemasaran pariwisata Bali melalui program study from Bali, work from Bali, program Meet Bali dengan membawa potential buyers dari EO/PCO luar Bali untuk Bali, program health recovery from Bali, sehat bugar di Bali, Bali Virtual Run, hybrid drive in concert, sinema bawah langit, Bali photo hunting, Bali Visit Year 2022 dan lainnya.
Menurut Grace Jeanie, managing director JP Pro Bali event organizer, sejatinya pelaku industri Penyelenggaraan Kegiatan (Event) seperti PCO, EO, WO & Promotor memiliki peran dan peluang yang besar dalam memberikan kontribusi bagi pemulihan pariwisata di Bali.
Sama strategisnya dengan industri penerbangan dan usaha biro perjalanan. Semuanya bersifat “menggerakkan” (mover).
Oleh sebab itu terkait dana hibah untuk pariwisata, DPD IVENDO Bali mengharapkan pemerintah pusat dan daerah untuk juga memberikan stimulus kepada pelaku industri Penyelenggara Kegiatan (Event) di Bali.
Sesungguhnya banyak sekali pekerjaan yang dapat diberikan kepada ribuan pekerja event yang saat ini jobless di Bali.
"Jangan berikan ikannya, tapi berikan kailnya. Buka ruang dan kesempatan yang lebih luas dan lebih merata untuk dapat mengakses dan memproduksi event-event di Bali. Tidak melulu menjadi sub-kontraktor dari EO-EO di pusat”, tandas Grace Jeanie.
Menimbang likuiditas perusahaan yang tergerus saat masa tanggap darurat, DPD IVENDO Bali juga mengusulkan diberlakukan pembayaran uang muka (Down Payment) sampai dengan 50 persen saat menangani pekerjaan di Kemenparekraf atau di K/L lain atau jika memungkinkan dapat dihubungkan dengan pihak perbankan / lembaga keuangan yang dapat meminjamkan modal kerja dengan bunga kompetitif dengan jaminan SPK.
Jika tidak, besar kemungkinan pelaku industri yang memiliki modal terbatas akan tergilas oleh PCO/EO yang besar.
Menimbang luasnya cakupan pekerjaan pemulihan pariwisata di Bali, DPD IVENDO Bali siap membantu dan siap dilibatkan didalamnya.
“Jika industri perhotelan dan transportasi bisa membantu akomodasi dan perjalanan para pekerja Kesehatan, maka pekerja Event dan Suppliers bisa dilibatkan untuk meng-organize kegiatannya, menyiapkan sarana/ prasarana seperti pengadaan berbagai macam tenda, sound system, produksi panggung, video/ photography, live-streaming dll yang pastinya dibutuhkan program ini,” tutur Grace Jeanie.(*).