Berita Bali
Pasca Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, TNI di Bali Gelar Patroli & Monitoring Objek Vital
TNI di Bali bergerak melakukan patroli dan monitoring di sejumlah obyek vital pasca kejadian peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPSAR - TNI di Bali bergerak melakukan patroli dan monitoring di sejumlah obyek vital pasca kejadian peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 28 Maret 2021.
Komandan Korem (Danrem) 163/Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf, S.H., langsung memerintahkan Para Dandim Jajaran dengan menggerakkan personel satuannya dalam hal ini para Babinsa untuk melakukan patroli dan monitoring wilayah.
Seizin Danrem 163/Wira Satya, Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia, S.S., menyampaikan, patroli dan monitoring dilakukan pada tempat-tempat strategis dan objek vital seperti Gereja-Gereja, tempat ibadah lainnya serta fasilitas publik di seluruh wilayah Bali.
Terlebih pada Hari Minggu merupakan hari ibadah atau kebaktian bagi Umat Nasrani sehingga perlu dijamin keamanannya.
Baca juga: Pasca Ledakan Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Polisi Jaga Ketat Gereja Katedral Denpasar
"Setelah terjadinya pengeboman di depan Gereja Katedral Makassar, maka kita Korem 163/Wira Satya dan Jajaran mengintensifkan pengamanan dengan patroli dan monitoring," kata Kapenrem kepada Tribun Bali
Patroli dan monitoring dilakukan guna mengantisipasi potensi gangguan keamanan yang dilakukan oleh pihak atau kelompok tidak bertanggung jawab yang ingin mengganggu ketertiban dan kondusifitas kehidupan masyarakat di Bali.
Lanjutnya, pengamanan dilakukan bersinergi dengan semua unsur yang ada seperti Kepolisian, aparat pemerintah daerah dan juga masyarakat.
"Kita berharap kondusifitas keamanan di Bali tetap terjaga dengan baik serta mengingatkan peran serta masyarakat untuk ikut menjaga wilayahnya masing-masing," ujarnya.
"Jika ada hal-hal yang mencurigakan segera untuk ditindaklanjuti dengan melaporkan kepada aparat terkait," pungkas Kapenrem.
Penjagaan Ketat Gereja Katedral Denpasar
Sebelumnya diwartakan Tribun Bali, pasca ledakan yang diduga berasal dari Bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Gereja Katedral Denpasar, Bali tetap melaksanakan ibadah rangkaian Pekan Suci dan Paskah 2021 dengan penjagaan polisi.
Pantauan Tribun Bali siang ini, pasca ledakan di Gereja di Makassar itu, sebanyak 7 orang personel polisi melakukan pengecekan dan penjagaan di seputaran areal Gereja Katedral Denpasar.
"Ada kunjungan dari polisi untuk cek keamanan, ada polisi yang jaga di gereja ada sekitar 7 personel," kata Ketua II Bidang Aksi Kemasyarakatan Dewan Pastoral Paroki (DPP) Gereja Katolik Katedral Denpasar, Vitalis Alexander kepada Tribun Bali.
Sementara terkait kegiatan ibadah, Alex mengatakan, tidak ada peniadaan ibadah di Gereja Katedral Denpasar, ibadah rangkaian Pekan Suci dan Paskah 2021 tetap berlangsung seperti jadwal yang telah ditetapkan dengan protokol kesehatan ketat dan melalui live streaming.
Baca juga: Menag Kutuk Keras Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Gus Yaqut: Ini Tidak Dibenarkan Agama
"Misa tetap jalan," ujarnya.
Kronologi
Seperti diberitakan, jemaat di sebuah Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, dikagetkan suara ledakan pada Minggu 28 Maret 2021.
Melansir Tribun Timur, ledakan terjadi usai umat melaksanakan ibadah misa palma.
Belum diketahui apakah ledakan tersebut adalah bom atau bukan.
Namun, kepolisian menduga kuat ledakan tersebut merupakan bom bunuh diri.
Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut.
“Masih dilakukan penyelidikan oleh Polda Sulsel untuk mencari tahu siapa pelaku bom bunuh diri tersebut termasuk motif dari bom bunuh diri tersebut,” kata Kepala Biro Penerangan Umum Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (28/3/2021).
Sementara dalam tayangan di KompasTV, terlihat petugas kepolisian masih berlalu lalang di area ledakan.
Ledakan yang terjadi di Jalan Kartini Kota Makassar itu masih tampak ada kobaran api di sekitar lokasi kejadian.
Salah satu saksi mata, Armin Hari mengatakan, dirinya mendengar suara ledakan saat berada di sebuah klinik di Jalan Hasanuddin.
Baca juga: BREAKING NEWS Beredar Kabar Bom di Gereja Katedral Makassar Dekat Lapangan Karebosi
Saat menumpang ojek online untuk perjalanan pulang, Armin melewati Jalan Kartini, Makassar.
"Itu kerumunan orang ada di situ, dan katanya ada bom, itu orang sudah mulai berlarian," kata Armin saat dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (28/3/2021).
Armin mengatakan, Jalan Kartini telah dipasangi dua perimeter garis polisi. Ia kini berada di lokasi.
"Saya masih di Jalan Kartini sekarang dipasang dua perimeter, satu di pertigaan kartini di depan hotel, lalu di perempatan. itu sudah dipasangi garis polisi," kata dia.
Menurutnya, tidak ada bangunan yang hancur akibat ledakan tersebut. Sebab, ledakan terjadi di pintu masuk sebelah kanan Gereja Katedral Makassar.
"Aparat keamanan sudah turun, aparat sedang menandai beberapa pecahan yang ada," kata Armin.
Pastor dari Gereja Katedral Makassar, Wilhelmus Tulak menjelaskan kronologi ledakan yang terjadi di gerejanya, Minggu (28/3/2021).
Kepada Kompas TV, Wllhelmus menjelaskan, peristiwa itu diperkirakan terjadi pada pukul 10.30 Wita.
Ledakan terjadi persis setelah ibadah misa kedua.
"Umat yang ikut ibadah kedua sudah pada pulang. Kebetulan gereja punya beberapa pintu masuk dan pintu keluar. Jadi tidak konsentrasi di di satu pintu," katanya, Minggu.
Ketika umat misa kedua pulang dan yang lain masuk, datanglah pelaku bom bunuh diri itu naik motor mau masuk ke lokasi gereja.
"Tapi sudah diamati petugas keamanan kami dan dia menahan di pintu itu gerbang dan di situlah terjadi ledakan," kata Wilhelmus.
Kata Wilhelmus, menurut penuturan petugas keamanan, dia melihat ada dua orang mencurigakan, jadi diamati, lalu nekat mau masuk ke lokasi gereja tapi ditahan hingga terjadi ledakan.
Ia menegaskan bahwa ledakan terjadi ketika pelaku ditahan di pintu masuk halaman, bukan pintu masuk gereja.(*)
Artikel lainnya di Berita Bali