Berita Karangasem
Pengusaha Protes Rute Tanah Ampo Karangasem Menuju Gili Mas NTB 'Matikan' Jalur Padang Bai - Lembar
Pengusaha Ferry rute Pelabuhan Padang Bai, Kecamatan Manggis menuju Pelabuhan Lembar, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku dirugikan setelah dibukanya
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Pengusaha Ferry rute Pelabuhan Padang Bai, Kecamatan Manggis menuju Pelabuhan Lembar, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku dirugikan setelah dibukanya rute Pelabuhan Tanah Ampo, Kecamatan Manggis menuju Pelabuhan Gili Mas, NTB sejak Bulan Februari 2021 lalu.
Ketua DPC Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan (Gapasdap) di Pelabuhan Padang Bai, Anang Heru Prayogi, mengaku, keberatan dengan dibukanya rute Tanah Ampo - Gili Mas.
Rute ini disebut akan mematikan rute penyeberangan Pelabuhan Padang Bai menuju ke Lembar.
"Dibukanya rute dari Tanah Ampo ke Gili Mas akan mematikan lintasan penyeberangan Padang Bai - Lembar.
Baca juga: Hari Raya Nyepi, Penyebrangan Kapal Terakhir dari Padang Bai Pukul 03.00 Wita
Karena secara kepentingan, rute layar dan kepengusahaan, kedua rute tak lagi berhimpitan namun juga bertindihan," kata Anang Heru, Selasa 30 Maret 2021 pagi.
Ditambahkan, dibukanya rute Tanah Ampo ke Gili Mas mengakibatkan load factor di Padang Bai ke Lembar dibawah 50 persen, akibat dari demand dan supply tak seimbang yang mempengaruhi kondisi bisinis yang tidak kondusif dan memicu persaingan yang tidak sehat untuk perusahaan.
"Pendapatan operasional kami sangat minim, dan sangat terbatasnya anggaran kami untuk membayar gajinya karyawan dan ABK.
Makanya kita (pengusaha ferry) meminta agar rute dari Tanah Ampo menuju Gili Mas ditutup karena tidak dibutuhkan. Pengoperasian seperti dipaksakan,"imbuhnya.
Secara keberadaan dan kepentingan, kata Anang Heru, penyeberangan Tanah Ampo - Gili Mas ralatif tidak dibutuhkan.
Mengingat sudah ada lintasan Pelabuhan Padang Bai- Lembar. Ditambah spesifikasi teknis serta fasilitas Dermaga Tanah Ampo tidak untuk angkutan penyeberangan.
Pihaknya menuding pengoperasian rute Tanah Ampo - Gili Mas seperti dipaksakan.
Pembangunan Dermaga Tanah Ampo rencana awal untuk Dermaga Cruise, bukan untuk embarkasi atau deberkasi.
Konstruksi Dermaga Tanah Ampo juga tidak sekuat Dermaga penyeberangan Pelabuhan Padang Bai.
Fasilitas Dermaga Tanah Ampo juga belum memadai dari segi keselamatan.
Belum ada ruang tunggu untuk penumpang dan fasilitas lainnya.
Baca juga: Rute Menjamur, Pengusaha Ferry Pelabuhan Padang Bai Keluhkan Penurunan Penumpang hingga 70 Persen
Lampu penerangan dermaga yang tak terang. Areal parkir kurang memadai, sehingga bisa mengganggu aktivitas warga. Dan infrastrukturnya sangat sempit.
"Jembatan timbang juga belum ada untuk memastikan berat kendaraan barang. Belum tersedianya fasilitas terkait protokol kesehatan (prokes) untuk cegah dan pengendalian COVID - 19. Kurangnya pengawasan & pengecekan yang akan keluar masuk Bali lewat Tanah Ampo," jelas Anang Heru.
Sebelumnya, Kepala Kesyahbandar & Otoritas Pelabuhan (KSOP) Padang Bai, Ni Luh Putu Eka Suyasmin, mengungkapkan, alih fungsi dermaga Tanah Ampo sudah ditentukan Kemenhub terkait Rencana Induk Pelabuhan Nasional.
Operasional dibawah penyelenggara Pelabuhan Padang Bai.
KSOP Padang Bai sebagai pengelola aset Dermaga Tanah Ampo menggunakan untuk debarkasi karena beberapa faktor.
Satu diantaranya untuk optimalisasi asst. Mengingat Dermaga Tabah Ampo hingga kini belum beroperasi serta belum memberi pemasukan signifikan ke pusat.
"Ketimbang mangkrak mending dioperasikan sementara untuk sesuatu yang bermanfaat. KSOP Padang Bai sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungn. Mereka setuju. Seandainya nanti ada cruise, tinggal waktunya diatur,"akui Suyasmin.(*)
artikel lainnya di Berita Karangasem