Berita Gianyar
Tak Hanya Akses Penghubung, Jembatan Tukad Pakerisan Gianyar Kini Dimanfaatkan untuk Berjualan
Kicauan burung bangau di aliran Sungai Pakerisan, menjadi penghibur dari atas jembatan penghubung Desa Pejeng Kelod, Tampaksiring dengan Desa Siangan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Sebagai pedagang kecil, iapun kecipratan rejeki.
"Kalau untung sih tidak banyak, yang penting cukup untuk makan saja," ujarnya.
Terkait kebersihan kawasan Tukad Pakerisan ini, Suyadnya mengatakan telah dilindungi oleh perarem atau hukum adat.
Di mana ketika ada yang kedapatan membuang sampah ke sungai, bisa langsung dilaporkan ke pihak adat, dan langsung dikenakan sanksi.
"Sekarang tidak ada yang berani buang sampah ke sini, karena ada sanksi adat. Masyarakat juga sudah sadar pada kebersihan," ujarnya.
Baca juga: Semangat Terapkan PPKM Mikro, Desa Mas Ubud Gianyar Capai Zero Case Covid-19
Berdasarkan catatan Tribun Bali, Pemkab Gianyar membangun jembatan tersebut dengan anggaran Rp11 miliar lebih.
Sebelum dibangun, masyarakat biasanya nekat menerobos sungai untuk menyebrang.
Hal itu dilakukan saat air surut.
Sementara ketika debit air besar, mereka memanfaatkan jembatan selebar satu meter, yang sebenarnya untuk akses pejalan kaki di atas bendungan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Gianyar, Wayan Karya mengatakan, dengan adanya jembatan ini, selain memudahkan aksebilitas, juga bisa mengembangkan objek wisata di Kabupaten Gianyar.
Sebab di kawasan ini, terdapat banyak objek wisata yang belum tersentuh.
"Mudah-mudahan pariwisata kembali normal, dan manfaat jembatan ini akan semakin terlihat. Yakni untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Gianyar," ujarnya. (*)
Berita lainnya di Berita Gianyar