Kabar Duka
Profil Umbu Landu Paranggi, Penyair Besar yang Berpulang Hari Ini di Bali
Umbu Landu Paranggi meninggal dunia pada Selasa dini hari, 6 April 2021 pagi di RS Bali Mandara, Denpasar, Bali.
Umbu Landu Paranggi lama menimba ilmu di Yogyakarta dan memiliki banyak murid di sana serta pengagumnya.
Pada tahun 1970-an Umbu Landu membentuk Persada Studi Klub (PSK) yaitu komunitas penyair, sastrawan, seniman yang berpusat di Malioboro Yogyakarta.
Komunitas sastra ini sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan-sastrawan besar di Indonesia. Itulah sebabnya Umbu Landu Paranggi dijuluki sebagai Presiden Malioboro.
Kehidupan Umbu Landu unik. Penyair besar ini memilih jalan sunyi. Dia menjauh dari popularitas dan sorotan publik. Amat jarang dia tampil dalam acara yang meriah.
Ia sering berkenala sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya.
Sebagian orang menyebutnya "pohon rindang" yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tetapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai "pupuk" saja.
Di Yogyakarta, Umbu Landu Paranggi pernah dipercaya mengasuh rubrik puisi dan sastra di Mingguan Pelopor.
Tahun 1975 Umbu Landu Paranggi meninggalkan Yogya dan kemudian bermukim di Denpasar, Bali.
Dia sempat mengasuh rubrik Apresiasi di Harian Bali Post.
Di Pulau Dewata ini Umbu melahirkan banyak sastrawan dan dianggap sebagai mahaguru.
Pada tahun 2020, ia mendapatkan penghargaan dari Festival Bali Jani di bidang sastra.
Kenangan Cak Nun
Mengutip Artikel Tribun Bali berjudul Bali Beruntung Memiliki Umbu tayang 31 Oktober 2020, budayawan asal Jombang, Jawa Timur, Emha Ainun Najib pada diskusi sastra Jatijagat Kampung Puisi, Rabu 29 Oktober 2014 mengaku lega setelah berjumpa Umbu Landu Paranggi.
Cak Nun, begitu ia biasa disapa, hadir ke acara di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar itu setelah menjenguk penyair Umbu Landu Paranggi di RSUP Sanglah.
Malam itu budayawan ini mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung hingga menyentuh siku.