Berita Bali
Lebih Murah 15% di Pasar Galungan, Stok Babi Siap Potong di Tabanan Minim
Serangkaian dengan Hari Raya Galungan, digelar pasar murah Galungan di halaman parkir Krisna Oleh-oleh
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana didampingi Plt Kabid Peternakan Dinas Pertanian Tabanan, Ni Nengah Pipin Windari, Selasa, mengatakan, sesuai data di Dinas Pertanian, kondisi kekurangan stok daging babi tersebut terjadi saat Hari Raya Galungan pada September 2020.
Saat itu, ketersediaan babi siap potong hanya 5.232 ekor dari kebutuhan 5.739 ekor.
Penyebab kurangnya ketersediaan babi siap potong salah satunya karena penyakit babi sebelumnya yang "melibas" bisnis peternakan babi di Tabanan bahkan Bali.
"Untuk stok babi potong kita masih kekurangan dari kebutuhan jelang Hari Raya Galungan ini. Ada sekitar 300-an ekor kekurangan kebutuhannya," kata Budana.
Menurut Budana, meskipun stok kebutuhan babi siap potong di Tabanan kurang, dia mengimbau kepada masyarakat untuk beralih memotong daging lainnya, daging ayam misalnya.
"Sebenarnya untuk keperluan upakara di Hari Raya Galungan lebih banyak ke daging ayam. Hanya saja, karena budaya Bali, masyarakat memotong babi," ungkapnya.
Terlebih lagi, saat ini harga daging babi hidup lumayan mahal hingga Rp 45-50 ribu per kg.
Kemudian, kemungkinan juga saat mendekati hari Raya Galungan bisa saja harganya meningkat lagi.
Namun, kenaikan harga jelang Hari Raya Galungan memang biasa terjadi.
"Terkait kenaikan harga ini, kita tidak bisa mencegah, lain lagi kalau harga turun, untuk mencegah petani rugi kita lakukan demo makan babi seperti yang dilakukan Pemkab Tabanan saat babi peliharaan masyarakat banyak mati," katanya.
Disinggung mengenai pemantauan kesehatan babi yang akan dipotong, dia menyatakan pihak Dinas Pertanian akan menerjunkan tim untuk memeriksa kesehatan hewan yang akan dipotong pada h-1 Galungan.
Saat itu, tim akan memeriksannya dengan tujuan agar babi yang akan dikonsumsi oleh masyarakat benar-benar aman.
Namun karena jumlah petugas yang terbatas, kemungkinan pengecekan kesehatan hewan tersebut dilakukan di beberapa titik saja atau tidak menjangkau semua daerah.
(sup/mpa)