Berita Klungkung

Mertayasa Pilih Mebat Daging Ayam Karena Harga Babi Mahal,Beberapa Warga Klungkung Tak Ikut Mepatung

membuat beberapa masyarakat di Klungkung memilih tidak ikut mepatung untuk menyambut hari raya Galungan.

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Petugas Dinas Pertanian saat meninjau kondisi ternak babi di Klungkung, Jumat 9 April 2021. Mertayasa Lebih Memilih Mebat Daging Ayam, Harga Daging Babi Mahal, Beberapa Warga Tidak Ikut Mepatung 

Sementara harga daging babi di pasaran kisaran Rp 90 ribuan per kilogramnya.

" Jika harga daging babi saat hari raya Galungan sebelumnya (sebelum diserang wabah ASF), harga normalnya Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kilogramnya,"jelas Juanida.

Dari hasil monitoring, menjelang hari raya Galungan ketersediaan babi siap potong di Klungkung daratan (Kacamatan Klungkung, Dawan, dan Banjarangkan) hanya 200 ekor.

Sementara ketersediaan babi siap potong di Kecamatan Nusa Penida mencapai 500 ekor.

" Ketersediaan babi siap potong di Klungkung daratan saat ini memang minim, tapi jika nanti kurang tentu ada pasokan dari daerah lain. Sementara untuk di Nusa Penida, kesediaan ketersediaan daging babi siap potong masih mencukupi," jelas Juanida.

Padahal rata-rata kebutuhan babi potong ketika hari Galungan di Klungkung bisa mencapai 1.180 ekor.

" Tapi kami memperkirakan permintaan daging babi untuk tahun ini, tidak sesignifikan seperti dulu. Mengingat kondisi perekenomian dan mahalnya harga daging babi," jelas Juanida. 

Peternak Masih Proses Pemulihan

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, terbatasnya ketersediaan babi dikarenakan saat ini para peternak masih dalam proses pemulihan pasca wabah ASF (African Swine Fever) yang mengurangi pupulasi babi di Bali secara drastis.

Saat ini rata-rata babi di peternakan warga berusia 4 sampai 5 bulan.

Baca juga: Penyebab Stok Babi Kurang di Bali Jelang Galungan, GUPBI: Ada Peternak Kirim ke Luar

" Wabah itu kan berlangsung pertengahan sampai akhir 2020. Saat ini peternak masih masa pemulihan, untuk ternak mereka. Jadi rata-rata babi masih kecil, belum siap potong,"ungkapnya.

Sementara dari hasil monitoring, saat ini kondisi peternakan warga mulai menggeliat. Kasus infeksi virus yang berdampak signifikan seperti ASF, juga tidak ditemukan.

" Belajar dari pengalaman wabah sebelumnya, kami juga arahkan peternak untuk selalu memperhatikan biosecurity bagi ternaknya.

Semisal selalu menjaga kebersihan kandang, dan memperhatikan mobilisasi keluar masuk orang atau ternak ke kandang," jelasnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Klungkung

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved