Berita Denpasar
Penjualan Penjor Jelang Galungan Menurun, Bajet Penjor pun Berkurang Akibat Pandemi
Penjualan Penjor Jelang Galungan Menurun, Bajet Penjor pun Berkurang Akibat Pandemi
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Untuk membantu memenuhi pesanan, dirinya memiliki 5 orang karyawan tetap. Selain itu saat Galungan ia juga mempekerjakan tenaga lepas sebanyak 15 orang.
Pada Galungan kali ini, dirinya menyiapkan stok penjor sebanyak 300 batang. Para pelanggan Bale Bali Penjor tersebar di seputaran Kota Denpasar.
Bajet Penjor Menurun
Penurunan penjualan penjor juga dirasakan oleh pedagang hiasan penjor di Desa Kapal, Mengwi, Badung, Ni Wayan Sumadri (40).
Sumadri mengakui, perayaan hari raya Galungan di tengah pandemi covid-19 sangat berdampak besar.
Penjualan hiasan penjor tidak sebanding dengan Galung sebelum pandemi.

Ia menyebut, bajet orang membeli bahan penjor sebelum pandemi Covid-19 sampai Rp 300 ribu, sehingga mendapatkan bahan-bahan yang besar-besar dan bagus.
Kini, di tengah pandemi, bajet kebanyakan warga untuk penjor pun hanya sekitar Rp 150 ribu.
“Kalau dibandingkan sebelum pandemi memang mengalami penurunan. Saat ini penjualan tergolong sepi dan banyak yang mencari hiasan penjor yang sederhana,” ujar wanita asal Banjar Peken Baleran, Desa Kapal itu.
“Jadi dulu kan satu penjor, bisa menghabiskan Rp 300 ribu. Sehingga penjualannya juga lebih tinggi dibandingkan sekarang,” akunya.
Untuk diketahui, penjual hiasan penjor di Bali kini mulai ramai bermunculan menjelang Galungan.
Mereka menjual perlengkapan penjor mulai dari sampian, padi-padian, sampai janur.
Seperti halnya di sepanjang jalan Raya Kapal, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, yang dapat dikatakan sebagai sentra perlengkapan penjor di Badung. (sup/gus)