Muncul Pulau Baru Pasca Badai Seroja, Begini Cara Terbentuknya

Kemunculan pulau baru itu dibenarkan oleh Lembaga Karo Administrasi Pimpinan Setda NTT, Marius Ardu Jelamu

Facebook/Bram Nappoe
Foto penampakan pulau baru yang muncul di Kabupaten Rote Ndao, NTT. Setelah wilayah Nusa Tenggara Timur dihantam badai siklon tropis seroja, kini masyarakat dikagetkan dengan munculnya sebuah pulau baru.  

TRIBUN-BALI.COM - Kemunculan pulau baru pasca badai siklon tropis Seroja yang melanda NTT menjadi perhatian publik.

Pulau baru tersebut berada di wilayah Dusun Sai, Desa Tolama, Kecamatan loaholu dengan luas setidaknya 152 kaki.

Dari bibir pantai, pulau tersebut hanya berjarak 200 meter.

Pulau tersebut melihat memanjang berpasir putih dan banyak terdapat batu karang.

Baca juga: Angin Puting Beliung di Klungkung Bali Tidak Berkaitan Siklon Tropis Seroja

Kemunculan pulau baru itu dibenarkan oleh Lembaga Karo Administrasi Pimpinan Setda NTT, Marius Ardu Jelamu.

Marius menuturkan, munculnya pulau tersebut pas sekali saat Paskah.

Sehingga, banyak masyarakat yang ingin menamainya dengan Pulau Paskah.

"Terjadinya pas Minggu Paskah, Pak Sekda Rote menelpon kita bahwa masyarakat mau menamakannya itu Pulau Paskah."

"Tapi juga ada yang menghendaki namanya Seroja, tapi banyak yang menolak karena mereka mengenal seroja sebagai serangan roh jahat," kata Marius dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Info BMKG: Siklon Tropis Seroja Meningkat Dalam 24 Jam ke Depan, Warga Bali Diminta Waspada

Lebih lanjut Marius menuturkan, untuk masalah nama nanti akan dibicarakan kembali dengan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao dan masyarakat.

"Soal nama akan dibicarakan bersama dengan Pemkab Rute Ndao dan Masyarakat,"ujar Marius.

Berharap Ada Lembaga Penelitian Datang untuk Meneliti

Marius mengharapkan ada tim lembaga penelitian yang bisa datang ke pulau baru tersebut.

Agar nantinya, mereka bisa meneliti bagaimana proses terbentuknya pulau.

"Sebuah pulau di Rote yang timbul pasca bencana alam yang kita harapkan tim lembaga penelitian bisa datang untuk meneliti bagaimana proses terjadinya."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved