Berita Bali

Begini Penanganan Pasien Terlantar di RSUP Sanglah, Tak Punya Identitas hingga Tak Punya Keluarga

Begini Penanganan Pasien Terlantar di RSUP Sanglah, Tak Punya Identitas hingga Tak Punya Keluarga

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Widyartha Suryawan
Dok. BPBD Kota Denpasar
Ilustrasi penanganan pasien terlantar di RSUP Sanglah. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sebagai rumah sakit rujukan Bali Nusra (Nusa Tenggara), RSUP Sanglah kerap menerima pasien terlantar.

Pasien terlantar ini biasanya tidak memiliki identitas hingga pasien yang tidak ditemani oleh keluarganya.

Staff Humas Penanganan Pasien Terlantar di RSUP Sanglah Denpasar, Anak Agung Istri Putri Wahyuni mengatakan pasien datang yang berlatarbelakang apapun akan ditangani. 

"Namanya Rumah Sakit ya kalau ada pasien datang mau terlantar mau gak harus ditangani. Dan jika sudah ditangani baru nanti kita lacak keberadaan keluarganya. Kalau memang tidak ada keluarga kita lacak keberadaan keluarganya dengan bantuan kepolisian.

Dan kalau memang tidak berhasil dan tidak ada keluarganya kita laporkan ke Dinas Sosial Provinsi Bali. Karena kan orang terlantar dalam hal ini dipelihara oleh Dinas Sosial, maka dari itu kami bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Bali," ungkapnya pada, Senin (19 April 2021). 

Baca juga: Menkes Budi Sadikin Kunjungan ke RSUP Sanglah Bali, Tinjau Pembangunan Gedung Kesehatan Baru

Pasien terlantar biasanya diantar dengan ambulance BPBD atau PMI dan biasanya ditemukan dijalan.

Jika terdapat identitas atau keterangan dari pasien memungkinkan untuk ditanyai, pihaknya akan melacak dengan identitas tersebut.

Pasien terlantar bisa berasal dari Bali maupun dari luar Bali.

Pasien terlantar kondisinya tidak memiliki keluarga dan identitas atau tidak ada keluarga yang bertanggungjawab atas pasien tersebut.

Sejauh ini, sistem pelacakan pasien terlantar dilakukan melalui sebuah jaringan yang dinamai Bali Community Networking. 

"Awalnya dikarenakan bermasalah dalam melacak pasien terlantar ini kita buat network atau jaringan yang Kita namai Bali Community Networking.

Sangat membantu misalnya saja pasien tanpa keluarga ketika ditanyai memang tidak ada keluarga dan ketika ditanya asalnya misalnya dari Banyuwangi, dan kita sudah punya link dari Banyuwangi yang bernama Ikawangi. Kita kontak Ikawangi. Minimal Ikawangi bisa menjemput pasien terlantar di sini agar tidak berlama-lama berada di dalam Rumah Sakit," imbuhnya.

Baca juga: Sulit Berkomunikasi dengan Pasien Asal Tiongkok, Tim Medis RSUP Sanglah Diajarkan Bahasa Mandarin

Karena paling tidak, kata Agung Putri, seorang pasien memang harus ada penanggungjawabnya.

Pembiayaan pasien terlantar akan dibiayai oleh pemerintah mengingat RSUP Sanglah berstatus sebagai rumah sakit pemerintah.

Untuk diketahui, hingga pertengahan April tahun ini terhitung RSUP Sanglah telah menerima sebanyak 9 orang pasien terlantar. 

"Kalau memang itu untuk penyelamatan, kita akan lakukan untuk penyelamatan pasien. Ya harus dilakukan. Intinya tidak ada pembedaan pasien terlantar," tambahnya.  (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved