Kapal Selam Hilang Kontak

Sajadah dan Serpihan Torpedo Terapung, KRI Nanggala-402 Dipastikan Tenggelam di Kedalaman 850 Meter

Kapal selam KRI Nanggala-402 yang sempat hilang kontak di perairan utara Bali sejak Rabu 21 April 2021 lalu dipastikan subsunk alias tenggelam

pixabay
Ilustrasi kapal selam - Sajadah dan Serpihan Torpedo Terapung, KRI Nanggala-402 Dipastikan Tenggelam di Kedalaman 850 Meter 

Kedalaman ini tentu kata Yudo membuat penyelamatan dan evakuasi cukup sulit dilakukan, selain memang keberadaan yang cukup dalam, penyelamatan juga cukup riskan.

"Jadi sangat riskan dan sangat memiliki kesulitan yang tinggi," kata Yudo.

Meski demikian, Yudo menyatakan TNI yang dibantu oleh sejumlah pihak seperti Polri, Basarnas, serta beberapa pasukan dari negara lain akan terus mengupayakan evakuasi.

Yudo meyakini Nanggala-402 tidak mengalami blackout atau mati listrik total.

Pasalnya, sebelum dinyatakan hilang dan kini tenggelam, kapal itu sempat menyampaikan isyarat-isyarat tempur beberapa saat sebelum mereka menyelam.

”Isyarat-isyarat peran tempur, peran menyelam itu masih bisa terdengar dari kapal penjejak Kopaska yang berada di jarak 50 meter,” kata Yudo.

Dengan adanya isyarat seperti itu, Yudo meyakini kapal tidak mengalami blackout.

Artinya, sistem kelistrikan dari kapal masih menyala. Yudo kemudian menjelaskan jika kapal tak lagi berstatus black out, maka cadangan oksigen di KRI Nanggala-402 itu bisa bertahan hingga lima hari.

”Saya sampaikan 72 jam ketika kapal black out. Tapi kalau tidak black out, kalau ada listrik, [cadangan oksigen] bisa sampai lima hari," ungkapnya.

Masalahnya, kata dia, tim penyelamat belum bisa memastikan status kelistrikan KRI Nanggala-402, terutama setelah temuan serpihan komponen dan barang-barang dari dalam kapal.

”Kita tidak bisa lihat apakah dia black out atau enggak. Soalnya pas [kapal] masuk air [pada Rabu dini hari] lampunya masih nyala. Namun demikian kalau saat menyelam itu black out, kemampuan hanya 72 jam," tuturnya.

Pada saat yang sama Yudo memastikan tidak ada ledakan pada kapal selam pabrikan Jerman itu.

"Bukan ledakan. Kalau ledakan pasti sudah ambyar semuanya," kata dia.

Yudo mengatakan, kapal mulai mengalami keretakan saat mencapai kedalaman 300-500 meter.

Apabila terjadi ledakan, maka akan terdengar oleh sonar.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved