Kapal Selam Hilang Kontak
Asrena KASAL Tegaskan KRI Nanggala-402 Tidak Kelebihan Muatan dan Penumpang
Berbagai operasi yang kita lakukan membawa 50 orang penumpang, kalau operasi penyusupan kita membawahi plus satu regu pasukan khusus sekitar 7 orang,
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
"Bisa jadi seperti itu, ini masih dalam penyelidikan. Dan penyelidikan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan kita akan mengundang pakar-pakar kapal selam, bahkan tidak hanya pakar dari dalam negeri mungkin juga pakar dari luar negeri," tambah Asrena Kasal.
Danseskoal, Laksda TNI Iwan Isnurwanto menambahkan untuk menjadi awak kapal selam tidak mudah langsung mengawaki.
Mereka semua akan menerima seluruh teori-teori yang ada, sampai dengan bagaimana kita mengatasi kedaruratan.
"Yang paling fatal pun kita sudah tahu bagaimana caranya. Sehingga bahasa kasarnya itu sebodoh-bodohnya kapal selam tapi dia tahu bagaimana cara menyelematkan. Anggaplah kalau kita di dalam ada permasalahan, maka tadi itu tangki pemberat pokok dihembuskan, kemudian tangki tahan tekan dihembuskan agar kapal bisa naik. Itu semua mereka tahu dimana tempat-tempatnya untuk menghembuskan," papar Danseskoal Laksda TNI Iwan.
Mengenai internal wave, itu memang disana (bawah air) ada perbedaan densiti air antara di bawahnya Lombok dengan di Utara nya Bali.
Kedalaman di bawahnya Bali itu kurang lebih ribuan meter, sedangkan di Selat Lombok itu 200 sampai 400 meter sedangkan di Utara nya sampai 800 meter kedalamannya.
"Kenapa kok internal wave? Karena tadi itu, ada gerakan yang sangat massif perbedaan densiti yang dari berat ke ringan ini mengakibatkan ombak yang begitu besar. Tetapi ingat ini di dalam, internal wave. Menurut Himawari-8 Jepang dan juga Citinel Eropa pada tanggal tersebut, tanggal 21 April 2021 disitulah terjadi menurut satelitnya terjadi adanya internal wave yang bergerak dari bawah ke Utara," jelasnya.
"Palung nya ini antara gunung dengan gunungnya ini gelombangnya ini kurang lebih 2 nautical mile, dan berapa untuk dayanya? Kurang lebih sekitar 2 juta sampai 4 juta liter untuk airnya. Jadi kalau saat itu menyelam 13 meter kemudian di gunungnya dia terbawa, maka dia otomatis terbawa langsung turun tidak bisa diselamatkan oleh yang lain-lainnya. Tidak bisa, tidak sempat karena tidak mampu untuk melawan alam ini," sambung Danseskoal Laksda TNI Iwan.
Lebih lanjut disampaikan kalau terkena internal wave, maka itu adalah keadaan alam kalau sudah terbawa dalam arus apa yang bisa dilakukan, ia menyebut tidak ada yang mampu untuk menggunakan daya keselamatan apapun.
"Ingat dayanya adalah 2 juta sampai dengan 4 juta kubik, mampukah untuk melawan itu? Mampukah? Inilah kemungkinan besar bahwa terjadinya seperti demikian," tambahnya.
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono mengatakan dari yang disampaikan Asrena dan Danseskoal bahwa segala sesuatu mungkin terjadi.
"Faktor alam? Mungkin, karena belum ditemukan (penyebab pastinya karena kapal belum diangkat). Faktor blackout? Mungkin. Yang jelas bahwa kapal itu siap berlayar, bahkan seminggu sebelumnya sudah melaksanakan latihan penembakan torpedo kepala latihan," kata Wakasal.
Diberitakan sebelumnya, seluruh personel awak KRI Nanggala-402 telah dinyatakan tenggelam/subsunk pada tanggal 24 April 2021 sore hari.
Dengan kesedihan yang mendalam, TNI sampaikan bahwa 53 personel yang onboard KRI Nanggala-402 telah gugur.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, didampingi Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, saat menggelar konferensi pers terkait perkembangan KRI Nanggala-402, bertempat di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Minggu (25 April 2021) lalu.