Kapal Selam Hilang Kontak
Asrena KASAL Tegaskan KRI Nanggala-402 Tidak Kelebihan Muatan dan Penumpang
Berbagai operasi yang kita lakukan membawa 50 orang penumpang, kalau operasi penyusupan kita membawahi plus satu regu pasukan khusus sekitar 7 orang,
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, JAKARTA - Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang on Eternal Patrol di Perairan Utara Bali saat melaksanakan Latihan penembakan Torpedo, Kamis 22 April 2021 dini hari lalu dipastikan bukan karena kelebihan penumpang dan muatan.
Pernyataan tersebut disampaikan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksda TNI Muhammad Ali, saat Konferensi Pers yang dipimpin Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, mewakili Kasal bertempat di Gedung R.E. Martadinata, Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa 27 April 2021.
Konferensi pers ini dilaksanakan untuk memberikan informasi berdasarkan data yang sesungguhnya dengan menghadirkan para pejabat Angkatan laut yang telah mengawaki kapal selam selama puluhan tahun.
Diantaranya Asrena Kasal, Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksda TNI Iwan Isnurwanto, dan Letkol Laut (P) Yulius Azz Zaenal, yang pada beberapa periode terakhir juga berkesempatan sebagai Komandan Kapal Selam.
Baca juga: Asrena Kasal dan Danseskoal Ungkap Adanya Dugaan KRI Nanggala-402 Tenggelam Akibat Arus Bawah Laut
Asrena Kasal membantah musibah ini terjadi akibat kelebihan penumpang.
“Sangat tidak tepat, salah dan tidak berdasar. Berbagai operasi yang kita lakukan membawa 50 orang penumpang, kalau operasi penyusupan kita membawahi plus satu regu pasukan khusus sekitar 7 orang, jadi sekitar 57 orang, sedangkan pada saat kejadian tragedi KRI Nanggala-402 hanya membawa 53 orang," tegas Asrena Kasal Laksda TNI Muhammad Ali.
Selain itu pada saat kejadian hanya membawa 3 buah torpedo padahal kapal selam ini di-design untuk membawa 8 buah torpedo dengan berat masing-masing 2 ton.
Setiap Kepala Kamar Mesin (KKM) pasti akan menghitung berapa personel yang akan dibawa dikaitkan dengan jumlah muatan yang akan dibawa, seperti berapa torpedo, amunisi dan lain-lain.
Bantahan yang sama juga disampaikan, Danseskoal Laksda TNI Iwan Isnurwanto bahwa kapal selam ini sesuai Daftar Susunan Personel (DSP) adalah 50 orang, bahkan masih bisa ditambahkan penumpang dengan catatan memiliki peralatan untuk escape.
Berbagai pendapat yang muncul di media massa maupun media sosial seputar kelebihan penumpang yang didasarkan atas pendapatnya pribadi, pengetahuannya masing-masing sehingga menyebabkan berbagai kerancuan.
Padahal hal tersebut tidak benar.
Sebagai ilustrasi apabila dikatakan kelebihan muatan, torpedo yang dibawa hanya 3 sedangkan kapal ini didesign untuk mampu memuat 8 torpedo.
"Artinya muatan kapal ini berkurang 10 ton (5 torpedo) kalau dikalkulasi setiap orang beratnya rata-rata 70 kg, 53 orang berat totalnya hanya 3.710 kg berarti pendapat kelebihan penumpang itu tidak benar," tegas Danseskoal.
Diduga tenggelam Akibat Arus Bawah laut