Korea Utara

Abaikan Instruksi Kim Jong Un, Pejabat yang Beli Alat Medis Murah dari China Ditembak Mati

Pejabat tersebut membeli alat medis murah dari China, sesuatu yang bertentangan dengan keinginan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Editor: DionDBPutra
Korean Central News Agency/Korea News Service
Foto yang dirilis pemerintahan Korea Utara, Kim Jong Un hadir dalam pertemuan politbiro Partai Buruh di Pyongyang pada Selasa, 29 Desember 2020. 

TRIBUN-BALI.COM, PYONGYANG - Seorang pejabat tinggi Korea Utara yang mengabaikan instruksi Kim Jong Un ditembak mati belum lama ini.

Pejabat tersebut membeli alat medis murah dari China, sesuatu yang bertentangan dengan keinginan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Media melaporkan pada Maret tahun lalu, Kim Jong Un membuka tanah yang akan dijadikan Rumah Sakit Umum Pyongyang.

Dia lalu menginstruksikan agar fasilitas itu dibangun dalam tempo enam bulan.

Baca juga: Pertama Kali Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Akui Negaranya Dalam Situasi Terburuk

Baca juga: Satu-satunya di Dunia, Korea Utara Klaim Negaranya Masih Bebas Corona

Akan tetapi hingga tenggat waktunya terlewati, tempat itu belum menjalani pembukaan secara resmi karena diduga masih kosong peralatan medis.

Akibatnya pejabat yang bertanggung jawab harus menanggung dengan nyawanya karena sudah mengabaikan instruksi Kim Jong Un.

Berdasarkan laporan Daily NK, Kim menginginkan rumah sakit itu dilengkapi dengan peralatan medis dari Eropa.

Namun, si pejabat yang tak disebutkan identitasnya mengusulkan rencana alternatif untuk mengimpor alat dari China yang lebih murah harganya.

Itulah sebabnya sang pejabat langsung dieksekusi mati setelah Kim yang mengetahui pembelian itu tak bisa menyembunyikan kemarahan.

Dilansir Daily Mail Rabu 28 April 2021, pejabat itu disebut wakil direktur di Kementerian Luar Negeri Korea Utara.

Sosok yang berusia 50-an itu merupakan pihak yang bertanggung jawab atas urusan ekspor dan impor Korut.

Selain menembak mati pejabat dari kementerian luar negeri, eksekutif dari kementerian kesehatan juga dicopot.

Kim Jong Un yang menghabiskan masa kecilnya di Swiss, diyakini percaya alat buatan Eropa lebih bagus kualitasnya.

Jadi, Partai Buruh Korea selaku pihak penguasa menganggarkan bujet besar untuk memenuhi keinginan pemimpin tertinggi mereka.

Namun, partai kesulitan selain karena sanksi internasional juga terpaan wabah virus corona untuk mendatangkan barangnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved