Survei: Warga Ingin Mudik Bertemu Keluarga karena Jenuh Hadapi Pandemi Covid-19

Alasan terbanyak responden yaitu 44,7 persen mengatakan tetap melakukan mudik karena keluarga menetap di kampung halaman.

Editor: DionDBPutra
ilustrasi
Pemerintah melarang masyarakat Indonesia mudik pada 6-17 Mei 2021. Survei menunjukkan masyarakat ingin mudik karena jenuh hadapi pandemi Covid-19. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI melakukan survei yang melibatkan responden penduduk Indonesia lingkungan wilayah nasional untuk mengetahui potensi pergerakan masyarakat saat ada larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan Umar Aris mengatakan, survei ini dilakukan secara daring. Tim mengirim pesan singkat secara acak dengan metode tracking ke nomor yang terpilih.

"Dari hasil survei yang dilakukan, pada 15-17 April 2021 responden menjawab akan tetap mudik meski telah ada ketetapan larangan mudik dari pemerintah," ujar Umar, Jumat April 2021.

Baca juga: Antisipasi Mudik, Polres Buleleng Bangun Pos Sekat di Pejarakan

Baca juga: Penumpang di Terminal Mengwi Meningkat Drastis, Diduga Banyak Masyarakat Curi Start Mudik

Ia menjabarkan, alasan terbanyak para responden sebanyak 44,7 persen mengatakan tetap melakukan mudik karena keluarga menetap di kampung dan memilih untuk melakukan perjalanan.

"Kemudian sebanyak 10 persen pemilih tetap mudik karena ingin mengunjungi orang tua atau sanak saudara di kampung halaman, dan sebanyak 10 persen mengatakan melakukan mudik karena jenuh dengan rutinitas Covid-19," kata Umar.

Umar menjelaskan, dalam survei yang dilakukan Kemenhub juga ditemukan pilihan moda transportasi yang akan digunakan saat melakukan mudik.

"Sebanyak 34,5 persen akan menggunakan kendaraan pribadi, 18,8 persen menggunakan sepeda motor, 12,7 persen menggunakan bus, 10,91 persen menggunakan pesawat dan 9,09 persen menggunakan kereta api antar kota dan 7,2 persen menyewa travel," kata Umar.

Kemenhub mencatat daerah tujuan terbanyak masyarakat yang akan melakukan mudik terbanyak adalah Jawa Tengah dengan 38,5 persen, Jawa Barat 22,02 persen serta Jawa Timur 11,93 persen.

Pada survei yang dilakukan Kemenhub, para responden yang mengatakan potensi masyarakat yang melakukan perjalanan mudik meski ada larangan mudik sebanyak 7 persen atau 17,2 juta orang.

Pos Pantau

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya akan membangun posko untuk melakukan pengendalian transportasi saat periode larangan mudik lebaran nanti.

"Posko ini, ada di beberapa titik wilayah seperti di Tanjung Pura, Gerbang Tol (GT) Cikopi, GT Pejagan, Lingkar Nagreg, Pangkalan Angkutan Barang Kecipir, GT Kalikangkung, UPPKBM Cikande dan Jalan Nasional Pos Gerem," ucap Budi.

Baca juga: Mudik Dilarang, Gapasdap Padangbai Diperkirakan Merugi Rp7.4 Miliar

Posko pantau ini, lanjut Budi, tentunya untuk memantau aktivitas transportasi dan sebagai penyekatan untuk masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik.

Budi juga mengungkapkan, setidaknya ada 333 lokasi penyekatan yang akan dilaksanakan oleh Kemenhub dan bekerja sama dengan Korlantas Polri untuk mengantisipasi adanya aktivitas pemudik.

"Penyekatan ini akan dilakukan pada akses utama keluar atau masuk dari dan ke jalan tol serta non-tol, di terminal angkutan penumpang dan pelabuhan sungai danau serta penyeberangan," ucap Budi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved