Israel
Tragedi Mengerikan Melanda Israel, 45 Orang Tewas Terinjak-injak Saat Perayaan di Gunung Meron
Sebanyak 45 orang tewas dan lebih dari 150 orang terluka karena terinjak-injak dalam perayaan Lag B'Omer di Gunung Meron, Israel
TRIBUN-BALI.COM - Tragedi mengerikan melanda Israel di tengah pandemi Covud-19 yang belum mereda.
Sebanyak 45 orang tewas dan lebih dari 150 orang terluka karena terinjak-injak dalam perayaan Lag B'Omer di Gunung Meron, Israel, Kamis tengah malam 29 April 2021.
Dalam kalender Yahudi, Lag B'Omer adalah perayaan saat orang-orang Yahudi Ortodoks mengunjungi kuburan Rabbi Shimon bar Yochai. Di sana mereka menggelar berbagai tradisi adat istiadat.
Orang Yahudi Ortodoks juga mengadakan acara api unggun, parade, dan acara menggembirakan lainnya.
Baca juga: Pasukan Israel Balas Menyerang Kapal Kargo Iran di Laut Merah Gunakan Bom Tempel dan Rudal
Baca juga: Pemerintah Israel Sudah Berikan Vaksin kepada 50 Persen Penduduknya
The Times of Israel melaporkan, korban luka-luka dibawa ke RS Ziv di Safed, Galilee Medical Center di Nahariya, RS Rambam di Haifa, RS Poriya di Tiberias, dan RS Hadassah Ein Kerem di Jerusalem.
Manajenen rumah sakit setempat dan polisi telah membuka hotline bagi orang-orang untuk mencari keluarga dan teman yang mungkin tewas atau terluka dalam tragedi itu.
Menurut polisi Israel, upaya untuk mengidentifikasi semua korban dan menghubungi semua keluarga diperkirakan memakan banyak waktu, karena beberapa korban tinggal di luar negeri.
Tragedi mengerikan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut insiden yang dihadiri ribuan warga Yahudi Ortodoks itu sebagai bencana yang mengerikan.
Musibah tersebut diyakininya sebagai tragedi massa damai terburuk dalam sejarah Israel modern.
Jumlah korban tewas lebih tinggi daripada kebakaran hutan Gunung Karmel tahun 2010 yang menewaskan 44 orang.
PM Benjamin Netanyahu menyerukan agar hari Minggu 2 Mei 2021 dinyatakan sebagai hari berkabung nasional.
Mengenai penyebab tragedi, layanan penyelamatan Magen David Adom (MDA) mengatakan, insiden itu disebabkan oleh himpitan dan kepadatan orang-orang yang hadir.
Musibah berpusat di jalan licin, dengan lantai logam yang menanjak.
Banyak dari mereka bergerak melalui jalan tersebut, kemudian terpeleset dan jatuh ke bawah hingga menyebabkan efek domino. Umumnya korban tewas dan terluka karena terinjak-injak.