Kilas Sejarah: Drama Pembunuhan Osama bin Laden Sepuluh Tahun Lalu dan Invasi AS ke Afghanistan
Seperti diketahui Amerika Serikat menginvasi Afghanistan setelah serangan teror pada 11 September 2001 alias serangan 9/11.
Karena fokus AS teralihkan, Taliban dan kelompok teroris lainnya berkumpul kembali di benteng mereka di Afghanistan selatan dan timur.
Dari sana, mereka dapat dengan mudah melakukan perjalanan antara pangkalan mereka di daerah kesukuan Pakistan, dan melancarkan pemberontakan.
Pada 2008 tahun, komando AS di Afghanistan meminta lebih banyak tenaga kerja.
Presiden Bush mengirimkan tentara tambahan dan sekitar 48.500 personel dikerahkan.
Obama menambah pasukan
Pada 2009, Barack Obama dilantik menjadi Presiden AS menggantikan George W Bush.
Dalam kampanyenya, Obama berjanji untuk mengakhiri perang Irak dan Afghanistan. Namun kenyataannya, dia meningkatkan kehadiran pasukan AS di Afghanistan menjadi sekitar 68.000 personel.
Pada Desember 2009, dia mengirim 30.000 personel lagi. Tujuannya menghalangi pemberontakan Taliban yang berkembang dan untuk memperkuat lembaga-lembaga Afghanistan.
Pada tahun 2010, lebih dari 150.000 tentara asing dikerahkan ke Afghanistan, 100.000 di antaranya adalah personel AS. Osama bin Laden tewas pada 2 Mei 2011, dalam operasi pasukan khusus AS di Pakistan.
Operasi tempur berakhir
Aliansi NATO mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan pada 2014. Tetapi 12.500 tentara asing, 9.800 di antaranya adalah personel AS, tetap melatih pasukan Afghanistan dan melakukan operasi anti-teroris.
Keamanan di Afghanistan merosot ketika pemberontakan Taliban menyebar, kelompok ISIS juga menjadi aktif di sana pada 2015.
Pada Agustus 2017, Presiden AS yang baru, Donald Trump, membatalkan jadwal penarikan AS dan mengirimkan ribuan tentara lagi.
Kesepakatan bersejarah di Doha
Setelah memulai pembicaraan pada 2018, AS dan Taliban menandatangani kesepakatan bersejarah di Doha, Qatar, pada 29 Februari 2020.