Kesehatan

Mengenal Sindrom Williams, Kelainan yang Bisa Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Orang dengan sindrom Williams cenderung mengalami penyakit kardiovaskular, perubahan jaringan ikat, dan kelainan endokrin.

Editor: Wema Satya Dinata
Vitalii Vodolazskyi
ilustrasi sindrom Williams 

TRIBUN-BALI.COM - Sindrom Williams merupakan suatu kondisi genetik yang ditandai dengan ciri-ciri wajah yang unik, pertumbuhan tak maksimal, gagal fokus, dan ciri-ciri kepribadian tertentu.

Orang dengan sindrom Williams cenderung mengalami penyakit kardiovaskular, perubahan jaringan ikat, dan kelainan endokrin.

Kelainan pertumbuhan juga umum dialami penderita sindrom ini.

Sebab, sindrom williams dapat menyebabkan pertumbuhan yang buruk di masa kanak-kanak, dan kebanyakan orang dewasa dengan kondisi ini memiliki tubuh lebih pendek dari rata-rata.

Baca juga: 10 Tanda Gula Darah Anda Tinggi, Mulai Merasa Haus Terus hingga Luka Susah Sembuh

 Gejala Sindrom Williams dapat menyebabkan berbagai masalah dan gejala perkembangan.

Kondisi ini biasanya didiagnosis pada masa bayi atau anak usia dini.

Tidak semua orang dengan sindrom Williams akan mengalami gejala yang sama.

Salah satu ciri yang lebih serius dari sindrom Williams adalah penyakit kardiovaskular.

Penyempitan berbagai pembuluh darah sering terjadi, terutama stenosis pulmonal perifer dan stenosis aorta supravalvular, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, aritmia (detak jantung tidak teratur), dan akhirnya gagal jantung.

Adanya masalah di jantung seringkali merupakan salah satu tanda pertama bahwa seorang anak mungkin mengalami sindrom Williams.

Selain itu, anak yang mengalami sindrom ini memiliki gejala seperti berikut:

-kesulitan makan di masa bayi

-tubuh jadi pendek

-struktur wajah yang unik seperti bibir menonjol, rahang kecil, telinga besar dan sejenisnya.

Baca juga: Cara Mengobati Asam Lambung dengan Kunyit, Perhatikan Juga Efek Sampingnya

 Anak yang mengalami sindrom ini kemungkinan besar juga mengalami masalah pada fokus pikiran, fobia, gangguan kecemasan, dan memiliki empati berlebihan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved