Wawancara Tokoh

Wawancara Eksklusif Ali Imron: Kami dan Keluarga Korban Bom Bali Sepakat Kampanyekan Perdamaian

Terpidana kasus Bom Bali, Ali Imron, tengah giat mengkampanyekan deradikalisasi. Ali kini tergabung dengan Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP).

Tribunnews
Terpidana Bom Bali I Ali Imron saat wawancara eksklusif bersama Tribun Network, Selasa 11 Mei 2021 

Desa yang waktu itu kami gunakan untuk melakukan aksi teror itu, ketika saya sadar, kemudian diikuti oleh adik saya Ali Fauzi, maka desa itu harus kita sulap menjadi kebalikannya, yaitu mengkampanyekan perdamaian. 

Itu tujuan saya sama Ali Fauzi, alhamdulilah akhirnya ada dukungan dari alumni Afghanistan, alumni Filipina, dan kombatan-kombatan jihad Ambon dan Poso. Termasuk para narapidana terorisme.

Apakah cara ini efektif?

Efektif cara ini. Polisi, Polda Metro Jaya, BNPT, juga mempertemukan keluarga korban bom Bali dengan saya.

Saya pun terimakasih karena selama ini saya hanya bisa memohon maaf lewat media, persidangan, alhamdulilah ketika datang saya bisa langsung bersalaman dan meminta maaf.

Jadi efektif, akhirnya yang dilakukan Yayasan Lingkar Perdamaian bagus sekali. Para keluarga korban bahkan berkunjung ke kantor kami, dan kami bersepakat mengkampanyekan, menyuarakan perdamaian di tingkat nasional maupun internasional.

Deradikalisasi tidak sebanding dengan penyebaran radikalisme?

Ini benar. Kami menjadikan orang untuk bunuh diri itu cukup 2 jam saja. Tapi untuk mencabut pemikiran itu perlu berbulan-bulan, bahkan tahunan.

Gampang menciptakan orang untuk punya pemahaman radikalisme dibanding mencabutnya. Sehari-hari seperti itu saya rasakan memang sulit sekali. 

Sebagian besar pelaku teror belajar dari internet. Metode ini bisa menciptakan orang yang bisa membikin bom yang dahsyat?

Menurut saya memang itu ada. Tapi tetap saja ada back seat yang mengarah ke situ. Tidak mungkin ujuk-ujuk lihat internet bisa seperti itu.

Pasti ada latarbelakang, mungkin diceritakan sama temannya yang mungkin sudah belajar dengan kelompok radikal.

Demikian juga yang belajar mengebom. Ujuk-ujuk tidak mungkin. Karena apa? Orang pun akan tahu bahwa di internet tidak bisa menjamin.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Terpidana Bom Bali I Ali Imron: Saya Berteman dengan Anak Korban Bom Bali 

Bom ini bukan bikin onde-onde, ini bikin bom. Kalau salah bisa mati, meledak sendiri, atau tidak jadi bom. Menurut saya ada latarbelakang sendiri, tidak ujuk-ujuk seperti itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved