Olimpiade Tokyo

350.000 Orang di Jepang Tanda Tangani Petisi agar Batalkan Olimpiade Tokyo

Mereka menandatangani petisi itu ketika kasus Covid-19 di negara tersebut semakin meningkat jumlahnya.

Editor: DionDBPutra
Dok Wikipedia
Bendera Olimpiade. Lebih dari 350.000 orang di Jepang menandatangani petisi yang meminta untuk membatalkan Olimpiade Tokyo. 

TRIBUN-BALI.COM, TOKYO – Sebanyak lebih dari 350.000 orang di Jepang menandatangani petisi yang meminta untuk membatalkan Olimpiade Tokyo.

Mereka menandatangani petisi itu ketika kasus Covid-19 di negara tersebut semakin meningkat jumlahnya.

Mantan calon gubernur Tokyo Kenji Utsunomiya mendesak penyelenggara Olimpiade untuk “prioritaskan kehidupan” saat dia menyerahkan petisi itu kepada pemerintah kota Tokyo.

"Saya pikir Olimpiade kali ini adalah tentang apakah kita memprioritaskan kehidupan atau kegiatan dan acara yang disebut Olimpiade," ujar Utsunomiya.

Baca juga: Kabar Baik: Gregoria Mariska Lolos ke Olimpiade Tokyo Meski Malaysia Open 2021 Ditunda

Baca juga: Korea Utara Batal Ikut Olimpiade Tokyo Demi Melindungi Atletnya dari Covid-19

Dia juga mendesak Gubernur Tokyo Yuriko Koike agar mendorong pembatalan Olimpiade sebagaimana dilansir Daily Mail, Kamis 13 Mei 2021.

Petisi tersebut dikirim juga ke Komite Olimpiade Internasional (IOC), Komite Paralimpiade Internasional (IPC), penyelenggara lokal, dan pemerintah pusat.

“Menyelenggarakan Olimpiade dalam keadaan seperti ini berarti sumber daya medis yang berharga harus disisihkan untuk Olimpiade,” kata Utsunomiya.

Utsunomiya mengatakan, petisi tersebut akan terus mengumpulkan tanda tangan sampai Olimpiade Tokyo dibatalkan.

“Kehidupan orang lebih penting daripada uang,” tutur Utsunomiya. Pada Kamis (14/5/2021), perserikatan para dokter memperingatkan bahwa tidak mungkin mengadakan Olimpiade dengan aman selama pandemi.

Namun pihak penyelenggara menuturkan, tindakan pencegahan virus corona akan menjaga para atlet dan publik Jepang tetap aman.

Dalam wawancara dengan AFP, Ketua IPC Andrew Parsons mengakui “kemarahan” publik Jepang atas Olimpiade Tokyo.

Dia menuturkan aturan ketat, termasuk tes harian dan gerakan terbatas untuk atlet, akan membuat peluang mereka dapat menginfeksi siapa pun sangat kecil.

Dalam beberapa hari terakhir, pihak penyelenggara telah mengadakan serangkaian acara uji coba yang sukses, termasuk dengan atlet internasional.

Menurut mereka, keberhasilan tersebut menunjukkan protokol mereka akan berhasil.

Presiden Badan Atletik Dunia Sebastian Coe, yang menghadiri acara uji coba di Jepang pekan lalu, mengatakan sejauh ini tidak ada acara olahraga besar yang menjadi super spreader.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved