Berita Bali
Made Andika & Tania Ajak Generasi Muda Melek Investasi, Saham Jadi Seserahan Menikah di Bali
Belakangan ini investasi mulai dari obligasi, reksadana, saham, hingga cryptocurrency sedang naik daun.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Belakangan ini investasi mulai dari obligasi, reksadana, saham, hingga cryptocurrency sedang naik daun.
Banyak investor pemula berbondong-bondong untuk ikut berinvestasi.
Namun di balik riuh rendahnya minat untuk berinvestasi, ada hal unik yang terselip di dalamnya.
Salah satunya yang dilakukan oleh Made Andika Satria Putra (28). Ia menggunakan saham sebagai seserahan dalam prosesi ngidih atau melamar istrinya, Made Tania Arista Dewi S (22).
Baca juga: Seserahan Pernikahan Berupa Saham, BEI Bali Sebut Ini Bukti Masyarakat Semakin Aware Investasi
Pemberian seserahan berupa saham ini baru pertama kali terjadi di Bali.
Andika memberikan 2.000 lembar atau 20 lot saham BBRI untuk sang istri tercinta.
Andika mengatakan, seserahan itu diberikan atas permintaan sang istri.
Ketika itu istrinya sedang magang di BRI sehingga istrinya pun meminta untuk dibelikan saham BBRI untuk hadiah ulang tahun.
Namun karena pernikahan dan ulang tahun tepat di bulan yang sama yaitu di bulan April, sehingga dijadikan seserahan pada saat prosesi ngidih.
Menurutnya, seserahan saham ini bukan hal yang wajib, hanya sebagai seserahan tambahan dan sebagai bentuk tanggungjawabnya kepada istri.
“Selain itu juga sambil ngajarin istri saya untuk investasi saham. Nah pas itu dia minta seserahan saham BBRI. Dan di luar kan sudah ada yang melakukannya, sementara di Bali belum ada,” kata lelaki asal Kubu, Karangasem ini, saat ditemui di Denpasar, Minggu 16 Mei 2021 petang.
Menurut pengakuan Andika, saham untuk seserahan ini ia beli pada Januari 2021.
Berdasarkan data di bursa saham, saat itu harga saham BBRI Rp 4.000-an per lembar.
Sebelumnya, ia sempat berpikir untuk memberikan seserahan berupa kado sebagaimana lazimnya yang dilakukan pasangan yang menikah.
Namun, karena permintaan istrinya dan melihat masa depan saham, dirinya pun memberikan seserahan saham ini.
“Sebagai suami istri, nanti kan aset ini akan jadi milik kita berdua juga,” kata lelaki yang bekerja di salah satu perusahaan pelat merah ini.
Dirinya pun tak menyangka, jika foto pernikahan dengan seserahan saham tersebut menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun instagram milik BEI Perwakilan Bali (@idx_bali).
Padahal pernikahan tersebut berlangsung 4 April 2021 dan viral pada pertengahan Mei 2021 ini.
Dengan pemberian saham sebagai seserahan, dirinya menampik bahwa hal itu adalah usaha untuk mengubah tradisi.
Baca juga: Agar Masyarakat Tak Salah Langkah untuk Investasi, OJK Adakan Seminar Cerdas Berinvestasi Saham
Karena itu hanya berupa seserahan tambahan dan prosesi upacara pernikahan tetap dilaksanakan sesuai dengan pernikahan di Bali pada umumnya.
“Ini bukan bermaksud untuk mengubah tradisi, apa yang saya lakukan hanya ingin memberi yang bermanfaat untuk istri. Syukur jika ada yang termotivasi ataupun terinspirasi,” katanya.
Andika pun mengajak masyarakat, termasuk generasi muda melek investasi atau berinvestasi sejak dini dan menggunakan teknologi untuk sarana edukasi.
Apalagi belakangan pemerintah juga gencar mengajak masyarakat untuk menabung saham.
Selain itu, banyak juga masyarakat yang beranggapan butuh dana besar untuk investasi saham.
“Padahal sekarang dengan uang Rp 100 ribu sudah bisa membeli satu lot saham. Saya dulu mulai terjun ke dunia saham dengan cara menabung sedikit-demi sedikit setiap bulan,” imbuhnya.
Dia menyayangkan jika di masa pandemi ini, banyak masyarakat yang lebih memilih berjudi untuk cepat memperoleh uang ketimbang berinvestasi.
Andika mengatakan, mulai berinvestasi sejak 2019. Ia mulai membeli saham pertama pada April 2019.
Dengan menggunakan dua sekuritas, dirinya menjadi investor saham sekaligus swing trader.
“Karena saya dapat menonton kuliah umumnya Bu Sri Mulyani. Intinya, beliau bilang biarin uang yang bekerja untuk kita. Sama seperti turis luar negeri, mereka liburan sementara uangnya yang bekerja untuk mereka,” katanya.
Sementara untuk seserahan menggunakan saham ini, dirinya mendatangi sekuritas yang ia pakai.
Nantinya pihak sekuritas yang membuatkan desain, termasuk membantu mengirim saham ke akun milik istrinya.
“Tak ada biaya untuk mengurusnya, hanya membayar biaya cetak saja, karena kita cetak sendiri piagamnya,” katanya.
Terkait apa yang dilakukan Made Andika, Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Bali, I Gusti Agus Andiyasa menilai bahwa hal tersebut sangatlah positif dan merupakan yang pertama kalinya terjadi di Bali.
Menurutnya, untuk di luar Bali sendiri kejadian seperti ini telah beberapa kali terjadi.
“Ini bagus sekali karena tumben untuk pertama kalinya ada di Bali dan ada yang memelopori. Tentunya, ini menjadikan yang lainnya juga ingin mengikuti hal tersebut dan sejak adanya foto tersebut di socmed, banyak juga yang nanya ke kita (Kantor BEI Bali, Red) tentang hal ini. Kami tentunya senang karena ini artinya masyarakat telah melek dan aware dengan investasi,” kata I Gusti Agus Andiyasa kepada Tribun Bali, Senin 17 Mei 2021.
Menurutnya, hal tersebut juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman.
Semakin banyak orang yang aware akan investasi sehingga terinspirasi untuk menjadikan saham sebagai seserahan dalam pernikahan.
“Saya pikir ini bagus sekali karena dulunya kan emas yang paling sering dijadikan seserahan mengingat zaman dulu emas adalah investasi yang paling familiar,” jelasnya.
I Gusti Agus Andiyasa menilai, kedepannya tidak menutup kemungkinan selain dijadikan sebagai seserahan dalam pernikahan, saham pun dapat dijadikan sebagai ungkapan rasa sayang yang diperuntukkan kepada keluarga, orang terkasih hingga sahabat.
“Saya yakin ini akan menjadi trend dan bahkan sebelum adanya foto tersebut di social media, pertumbuhan investor Bali sangat bertumbuh pesat. Di tahun 2021 ini saja selama empat bulan perkembangannya luar biasa dan lebih besar dibandingkan 2020 dari bulan ke bulan. Minat masyarakat juga semakin tinggi, walaupun jenis investasi lainnya sedang banyak yang hype,” ungkapnya.
Menurutnya, per April 2021, jumlah investor pasar modal secara keseluruhan (saham, obligasi, reksadana dan produk turunannya) di Bali sebanyak 105.459 investor atau bertumbuh 26.842 investor baru atau 34 persen dari tahun sebelumnya (YTD).
Sementara untuk jumlah investor saham di Bali per April 2021 sebanyak 55.100 investor atau bertumbuh 16.403 investor baru atau 42,39 persen dari tahun sebelumnya (YTD).
Per April 2021, transaksi saham di Bali sudah mencapai sekitar Rp 18,8 triliun dan jumlah ini sudah mencapai 76 persen dari total saham di tahun 2020.
Lalu, untuk klasifikasi investor saham di Bali berdasarkan umur, yakni usia 18-25 tahun (38 persen), usia 26-30 tahun (21 persen), usia 31-40 tahun (21 persen), dan usia 41-100 tahun (20 persen).
Adapun data klasifikasi investor saham di Bali berdasarkan jenis pekerjaan, yakni Pegawai Swasta (41 persen), Pelajar (20 persen), Pengusaha (14 persen), Others (14 persen), Pegawai Negeri (6 persen), Ibu Rumah Tangga (3 persen), Guru (1 persen), Pensiunan (1 persen), TNI/Polisi (0 persen).
Sedangkan berdasarkan sebaran wilayah di Bali, yakni Denpasar (43 persen), Badung (19 persen), Gianyar (9 persen), Buleleng (8 persen), Tabanan (8 persen), Jembrana (4 persen), Karangasem (4 persen), Klungkung (3 persen) dan Bangli (2 persen).
Baca juga: Pertama di Bali, Kisah Pasangan Made Andika & Tania Gunakan 20 Lot Saham untuk Seserahan Menikah
(I Putu Supartika/Karsiani Putri)
Kumpulan Artikel Bali