Israel

Sejarah Israel dan Penyebab Konflik Israel - Palestina

Konflik Israel – Palestina tidak lepas dari sejarah yang ada. Hingga Senin 17 Mei 2021, serangan udara Israel membombardir Jalur Gaza, membuat lebih

AFP PHOTO/MOHAMMED ABED
Roket terbang di langit malam dari Beit Lahia utara Gaza, ke Israel pada 14 Mei 2021. Israel membombardir Gaza dengan serangan udara dan artileri sebagai respons serangan roket yang dilakukan kelompok Hamas. 

TRIBUN-BALI.COM – Konflik Israel – Palestina tidak lepas dari sejarah yang ada.

Hingga Senin 17 Mei 2021, serangan udara Israel membombardir Jalur Gaza, membuat lebih dari 200 orang tewas dalam seminggu, sebagian besar warga Palestina.

Sebelum fajar, dalam waktu hanya beberapa menit, puluhan serangan Israel membombardir daerah yang dikontrol Hamas itu, menurut pantauan AFP.

Api menerangi langit saat ledakan besar mengguncang kota itu, memicu pemadaman listrik dan merusak ratusan bangunan.

Diketahui, sejarah asal mula perang Israel dan Palestina adalah karena masing-masing pihak ingin mendirikan negara di tanah yang sama.

Mengutip Kompas.com pada 18 Juli 2020, yang diperebutkan Palestina dan israel adalah wilayah di antara Laut Mediterania dan Sungai Jordan.

Wilayah yang diberi label Israel dalam peta saat ini tersebut juga memiliki kota Yerusalem yang dianggap suci bagi orang Arab Palestina maupun Yahudi Israel.

Alasan lain kenapa Israel menyerang Palestina adalah konflik sejak awal 1900-an, ketika wilayah yang sebagian besar Arab dan Muslim masih menjadi bagian kekaisaran Ottoman.

Setelah Perang Dunia I Inggris mendapat mandat dari Liga Bangsa-Bangsa untuk membantu mendirikan negara bagi orang-orang Yahudi di wilayah tersebut.

Perintah itu dikenal bernama Mandat Palestina.

Baca juga: Hamas Sudah Luncurkan 3.100 Roket ke Israel Sejak 10 Mei, Korban Tewas Bertambah

Ratusan ribu orang Yahudi lalu pindah ke daerah itu sebagai gerakan Zionisme, yaitu melarikan diri dari penganiayaan dan mendirikan negara sendiri di tanah yang dianggap sebagai tanah leluhur mereka.

Sejumlah besar orang Yahudi Timur Tengah juga pindah ke Israel, entah untuk menghindari kekerasan anti-Semit atau karena diusir secara paksa.

Tetapi hal ini berujung kekerasan komunal antara orang Yahudi dan Arab di Palestina mulai di luar kendali.

Pada 1947 PBB menyetujui rencana membagi Palestina menjadi dua wilayah, yaitu untuk orang Yahudi yang disebut Israel dan untuk orang Arab yang disebut Palestina.

Sementara itu Yerusalem, kota suci bagi orang Yahudi dan Muslim, menjadi zona internasional khusus.

Namun rencananya tidak pernah terlaksana.

Para pemimpin Arah di wilayah tersebut menganggap rencana itu sebagai pencurian kolonial Eropa dan menginvasi Palestina.

Kemudian dikutip dari Kompas.com pada 14 Mei 2021, bangsa Yahudi juga kecewa karena kehilangan Yerusalem.

Hanya kelompok Yahudi moderat yang menerima tawaran itu, sedangkan kelompok-kelompok Yahudi radikal menolak.

Akhirnya dalam pertemuan di Kairo, Mesir, pada November dan Desember 1947, Liga Arab mengeluarkan resolusi yang menyetujui solusi militer untuk mengakhiri masalah ini.

Akan tetapi dalam kenyataannya sejumlah negara Arab memiliki agenda tersendiri.

Baca juga: China, Tunisia dan Norwegia Minta Israel dan Hamas Segera Hentikan Serangan

Jordania ingin menguasai Tepi Barat, sementara Suriah menginginkan bagian utara Palestina, termasuk wilayah yang diperuntukkan bagi Yahudi dan Arab.

Sejarah berdirinya Israel dan Perang Arab-Israel I

Israel ada sejak kapan?

Jawabannya adalah 14 Mei 1948 atau sehari sebelum Mandat Inggris di Palestina berakhir.

Ketua Yishuv (Komunitas Yahudi di Palestina), David Ben-Gurion, kala itu mendeklarasikan berdirinya negara Israel di hadapan 250 orang undangan di Museum Tel Aviv.

Dalam deklarasi itu Ben-Gurion sama sekali tidak menyebutkan batas-batas negara Israel yang baru berdiri.

Sejumlah catatan menyebut para pendiri Israel sepakat tidak menyebutkan batas negara itu, karena negara-negara Arab di sekitar Israel pasti tidak akan menyetujuinya.

Akibatnya hanya berselang sehari setelah David Ben Gurion dkk mendeklarasikan berdirinya negara Israel, deklarasi perang datang dari Mesir, Suriah, Irak, Lebanon, Jordania, dan Arab Saudi.

Deklarasi perang ini diikuti invasi pasukan Arab ke wilayah Yahudi.

Pada 15 Mei 1948 pecahlah perang Arab-Israel pertama.

Sebanyak 700 orang Lebanon, 1.876 orang Suriah, 4.000 orang Irak, dan 2.800 orang Mesir menyerbu Palestina.

Sementara itu, sekitar 4.500 pasukan Transjordania dipimpin 38 perwira Inggris yang mengundurkan diri dari kesatuannya menyerbu Yerusalem.

Untuk menghadapi serbuan pasukan koalisi Arab ini, Israel pada 26 Mei 1948 membentuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang anggotanya adalah leburan dari berbagai milisi seperti Haganah, Palmach, Irgun, dan Lehi.

Baca juga: Israel dan Palestina Masih Saling Menyerang hingga Pekan Kedua, Korban Berjatuhan

Dalam perkembangannya, IDF justru berhasil mengerahkan lebih banyak pasukan ketimbang pasukan koalisi Arab.

Pada awal 1949 Israel memiliki 115.000 tentara sedangkan koalisi Arab hanya sekitar 55.000 personel saja.

Perang 1948 berakhir dengan Israel mengendalikan semua wilayah yang saat ini ditandai di peta sebagai Israel.

Kecuali Tepi Barat dan Gaza, yang menjadi tempat sebagian besar warga Palestina melarikan diri, dan sekarang dianggap sebagai wilayah Palestina.

Demikian alasan mengapa Israel menyerang Palestina.

Situasi terkini di Palestina, Israel sedang membombardir Gaza setelah konflik berkecamuk ketika Masjid Al Aqsa diserang pada akhir Ramadhan 2021. (*)

Artikel Terkait Israel - Palestina

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Israel Menyerang Palestina?"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved