Korea Utara

Kim Jong Un Larang Penggunaan Obat China Setelah Pejabat Senior Korea Utara Tewas

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melarang penggunaan obat produksi China setelah kematian seorang pejabat pemerintah tinggi.

Editor: DionDBPutra
Korean Central News Agency/Korea News Service
Foto yang dirilis pemerintahan Korea Utara, Kim Jong Un hadir dalam pertemuan politbiro Partai Buruh di Pyongyang pada Selasa, 29 Desember 2020. 

TRIBUN-BALI.COM, PYONGYANG - Obat-obatan buatan China kini tidak boleh digunakan lagi di Korea Utara.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melarang penggunaan obat produksi China setelah kematian seorang pejabat pemerintah tinggi.

Daily NK yang berbasis di Korea Selatan melaporkan, seorang pejabat tinggi Korea Utara yang merupakan bagian dari birokrasi ekonomi negara itu meninggal awal bulan Mei 2021 ini.

Baca juga: Korea Utara Sangat Marah Disebut Presiden Joe Biden Sebagai Ancaman Keamanan Global

Baca juga: Abaikan Instruksi Kim Jong Un, Pejabat yang Beli Alat Medis Murah dari China Ditembak Mati

Pejabat itu menerima dosis cocarboxylase, obat produksi China, yang biasanya digunakan untuk mengobati kelelahan.

Pejabat tersebut, yang tidak disebutkan namanya oleh outlet berita, dikabarkan adalah birokrat tepercaya Kim Jong Un.

Dia telah bekerja di sektor ekonomi negara sejak negara tersebut diperintah mendiang ayah Kim, Kim Jong Il.

Dia dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan jantung, dan tekanan darah tinggi di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Pyongyang.

"Belum jelas apakah kematian pria itu akibat suntikan cocarboxylase," kata Daily NK.

Kim Jong Un marah setelah mengetahui pejabat itu mungkin meninggal akibat pengobatan China, menurut outlet berita tersebut.

Pemimpin Korea Utara menanggapi dengan mengungkapkan kesedihan atas kehilangan pejabat berbakat tersebut.

Menurut laporan Daily NK, diktator Korena Utara itu kemudian memerintahkan agar produk medis China "dikeluarkan" dari semua rumah sakit besar di Pyongyang.

Larangan itu dikatakan mencakup perintah agar semua vaksin Covid-19 buatan China harus dihapus dari pengujian yang sedang berlangsung.

Sebaliknya, kata pemimpin itu, kegiatan penelitian sekarang harus fokus pada produksi vaksin virus corona negara itu sendiri.

Newsweek tidak dapat secara independen menguatkan laporan Daily NK pada Jumat 21 Mei 2021.

Korea Utara telah menderita kekurangan makanan dan obat-obatan impor sejak menutup ketat perbatasannya tahun lalu karena serangan pandemi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved