Mengenal Ikan Channa Alias Si Gabus Hias, Booming Berkat Kecantikannya, Dijuluki Kaisar Kepala Ular

Nama ikan channa alias si gabus hias kini sedang naik daun di Indonesia, termasuk Pulau Bali.

Mengenal Ikan Channa Alias Si Gabus Hias, Booming Berkat Kecantikannya, Dijuluki Kaisar Kepala Ular - ikan-channa-1.jpg
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ikan Channa atau Gabus Hias dijual di Pasar Satria, Denpasar, Minggu 23 Mei 2021.
Mengenal Ikan Channa Alias Si Gabus Hias, Booming Berkat Kecantikannya, Dijuluki Kaisar Kepala Ular - ikan-channa-2.jpg
Tribun Bali
Ikan channa alias si gabus hias

TRIBUN-BALI.COM – Nama ikan channa alias si gabus hias kini sedang naik daun di Indonesia, termasuk Pulau Bali.

Ikan channa mampu memikat hati para penggemar ikan hias untuk dijadikan hewan peliharaan di rumah.

Bahkan ikan ini sedang booming. Ini tak lain karena kecantikannya sehingga sangat memikat untuk dikoleksi.

Perlahan pesona ikan channa pun mulai mengalahkan ikan cupang, yang harganya makin tinggi sehingga minat masyarakat mulai menurun.

Lalu, seperti apa sebenarnya ikan channa ini hingga bisa booming di masa pandemi ini?

Yuk kita mengenal lebih dekat dengan ikan channa yang harganya juga mencapai jutaan ini.

Baca Juga: Ikan Channa Mulai Booming, Harga Per Ekor di Pasar Satria Denpasar Capai Rp5 Juta 

Channa merupakan nama famili untuk ikan gabus, ya nama ikan yang biasa disajikan sebagai santapan sebagian orang.

Istilah channa merujuk pada nama ilmiah family Channidae.

Sama seperti cupang, ikan chana juga bersifat teritorial dan menyerang sesama jenis yang masuk ke wilayahnya.

Oleh karena itu, ikan channa umumnya dipelihara sendirian dalam satu akuarium.

Dirangkum dari berbagai sumber seperti dikutip Kompas.com, Minggu 23 Mei 2021. ikan channa dikenal sebagai snakehead emperor alias kaisar kepala ular karena bentuk kepalanya menyerupai ular.

Sejauh ini dikatakan bahwa ikan channa memiliki 50-an spesies yang tersebar di Asia hingga Afrika.

Genus tersebut memiliki persebaran alam yang luas yang membentang dari Irak di barat, hingga Indonesia dan Cina di timur, serta sebagian Siberia di Timur jauh.

Kekayaan spesies yang sangat tinggi terdapat di Myanmar (Burma) dan India, banyak spesies channa tidak hidup di tempat lain.

Bagi pecinta ikan air tawar, ikan channa menjadi salah satu pilihan untuk mengisi akuarium terlihat enak dipandang.

Memelihara ikan channa dianggap lebih mudah, tidak seribet ikan hias lainnya.

Ikan channa bisa hidup di air yang minim oksigen, sehingga tidak memerlukan instalasi aerator atau penambah oksigen di akuarium.

Beberapa Jenis Ikan Channa

Yellow sentarum, red sampit, channa asiatica, dan strip merah adalah beberapa nama jenis ikan channa di Indonesia.

Di luar Indonesia ada ikan channa stewartii kalikhola, andrao, auranti, hingga bleheri.

Selanjutnya ada ikan channa red blue pulchra, dan blue pulchra dari Vietnam, sampai asiatica red strip dari Cina, yang mana merupakan beberapa jenis ikan canna impor yang cukup banyak diminati.

Ikan channa impor umumnya mempunyai motif dan warna berbeda, serta bar di tubuhnya yang lebih cerah jika dibanding ikan channa lokal.

Selain itu, ikan chana impor juga memiliki dorsal atau sisi punggung yang cukup tinggi.

Titik hitam pada tubuhnya juga Iebih terlihat.

Keunikan tersebut membuat ikan channa impor banyak diburu penghobi ikan predator airtawar meski memiliki harga yang Iebih mahal jika dibandingkan channa lokal.

Baca Juga: Seekor Ikan yang Diduga Hiu Paus Terdampar di Pantai Lebih dan Pantai Siut Gianyar 

Untuk harga ikan channa lokal, contohnya anakan yellow sentarum ukuran 5-6 cm dibanderol kisaran Rp 30.000 - Rp 45.000 per ekor.

Sementara itu, harga ikan channa impor seperti jenis pulchra ukuran 5-6 cm dijual Rp 50.000 per ekor.

Semakin besar ukuran ikan channa tentu semakin tingga harga yang dijual, terlebih memiliki penampilan ikan bagus dan punya mental berani, harganya bisa mencapai puluhan juta.

Beberapa waktu ke belakang, memelihara ikan channa mulai menjadi tren di kalangan penggemar ikan hias, khususnya ikan air tawar.

Karena pengaruh media sosial, ikan channa banyak dicari dan dipelihara serta dibiakkan.

Salah satu penjual ikan channa di Bali adalah Damar Bali Reptil yang berada di kawasan Pasar Burung Satria, Denpasar.

Karyawan dari Damar Bali Reptile, Feri Agus Andianto, mengatakan ikan jenis ini sudah dikenal sejak lama, namun mulai booming di Denpasar sejak 4 bulan lalu.

“Dulu kan sempat cupang yang booming. Setelah sekarang mulai meredup, ikan channa ini yang naik daun di pasar sini,” kata Agus kepada Tribun Bali, Minggu 23 Mei 2021 siang.

Damar Bali Reptile menyediakan aneka jenis ikan channa mulai dari jenis maru, barito, asiatica, blue pulchra hingga aurati.

“Ini didatangkan dari berbagai tempat ada yang lokal Indonesia seperti Kalimantan, Sungai Barito, juga dari India, China, dan Myanmar,” katanya.

Baca Juga: Perawatan Hampir Sama Seperti Ikan Cupang, Kini Ikan Guppy Mulai Diminati Masyarakat di Denpasar 

Untuk harga ikan ini pun bervariasi tergantung ukuran dan jenisnya.

“Harga baby ukuran 9 sampai 12 cm, dijual mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu,” katanya.

Sementara itu, untuk jenis maru dijual mulai dari Rp 1,8 juta hingga Rp 5 juta.

Dan jenis aurati dijual mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta tergantung kualitasnya.

Untuk perawatan ikan ini menurutnya hampir sama dengan perawatan ikan cupang, dimana tidak memerlukan filter udara.

Akan tetapi ikan ini butuh waktu yang cukup lama beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

“Misalnya yang saya ambil dari Jakarta dan Borneo ada karantina selama 1 minggu sampai sebulan agar kembali galak seperti karakter aslinya,” katanya.

Begitu juga untuk ikan channa yang didatangkan dari luar negeri seperti India butuh lebih lama waktu karantina karena memiliki tingkat stres yang lebih tinggi.

Untuk masa pelihara ikan ini bisa mencapai 4 sampai 5 tahun.

“Tingkat kematian ikan ini untuk yang lokal Indonesia sedikit, tapi yang impor akan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi,” katanya.

Untuk makanan ini, karena merupakan jenis predator, maka bisa memakan ikan yang ukurannya lebih kecil, juga ulat serta jangkrik. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved