Gerhana Bulan

Mitos Gerhana Bulan di Berbagai Negara di Dunia

Saat terjadi gerhana total, bulan purnama bergerak ke dalam bayangan Bumi yang dipantulkan matahari, dan untuk sementara waktu menjadi gelap.

Editor: DionDBPutra
TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Cahaya bulan purnama terlihat redup saat memasuki fase Gerhana Bulan Total di langit Kota Denpasar, Bali, Rabu 26 Mei 2021. 

Raja palsu ini merupakan orang yang dianggap dapat dikorbankan. Jadi sampai fenomena itu lewat, dia akan menyamar sebagai raja.

Sementara raja yang sebenarnya akan bersembunyi dan menunggu gerhana berlalu.

Dikisahkan bahwa Raja Palsu akan menghilang tanpa jejak, baru kemudian raja sebenarnya dipekerjakan kembali.

Rakyat Hindu

Beberapa cerita rakyat Hindu menafsirkan Blood Moon terjadi setelah setan bernama Rahu, meminum ramuan keabadian.

Dewa kembar, Matahari dan Bulan segera memenggal kepala Rahu.

Akan tetapi karena dia telah mengonsumsi obat mujarab, kepala Rahu tetap abadi.

Untuk membalas dendam, kepala Rahu mengejar Matahari dan Bulan untuk melahap mereka.

Jika dia menangkap mereka, kita mengalami gerhana (Rahu menelan bulan), yang kemudian akan muncul kembali dari lehernya yang terpenggal.

Bangsa India

Bagi banyak orang di India, gerhana bulan membawa nasib buruk. Makanan dan air ditutup dan ritual pembersihan dilakukan.

Wanita hamil juga disarankan tidak makan atau melakukan pekerjaan rumah tangga, untuk melindungi janin mereka.

Suku Asli Amerika

Tapi tidak semua mitos gerhana diliputi oleh kejahatan seperti itu.

Suku Asli Amerika Hupa dan Luiseno dari California percaya Blood Moon menandakan bulan sedang terluka atau sakit.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved