Gerhana Bulan

Mitos Gerhana Bulan di Berbagai Negara di Dunia

Saat terjadi gerhana total, bulan purnama bergerak ke dalam bayangan Bumi yang dipantulkan matahari, dan untuk sementara waktu menjadi gelap.

Editor: DionDBPutra
TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Cahaya bulan purnama terlihat redup saat memasuki fase Gerhana Bulan Total di langit Kota Denpasar, Bali, Rabu 26 Mei 2021. 

Setelah gerhana, bulan membutuhkan penyembuhan. Maka suku Luiseno, misalnya, akan menyanyikan lagu-lagu penyembuhan saat bulan mulai meredup.

Suku di Afrika

Kisah yang lebih menggembirakan adalah legenda orang Batammaliba di Togo dan Benin di Afrika.

Secara tradisional, mereka memandang gerhana bulan sebagai konflik antara matahari dan bulan.

Masyarakat dipercaya memiliki kemampuan untuk “mendorong keduanya untuk berbaikan.” Oleh karena itu, periode ini harus digunakan masyarakat di bumi untuk menyelesaikan perseteruan lama antar-sesamanya.

Praktik ini masih ada hingga sekarang.

Ajaran Islam

Dalam Islam, gerhana diartikan tanpa tahyul. Islam melihat fenomena Matahari dan Bulan ini melambangkan rasa hormat yang dalam kepada Tuhan.

Jadi selama gerhana, doa-doa khusus diucapkan termasuk salat-al-khusuf, "doa di saat gerhana bulan". Keduanya meminta ampunan Tuhan, dan menegaskan kembali keagungan Tuhan.

Berita lainnya terkait Gerhana Bulan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Blood Moon: Mitos Gerhana Bulan dari Seluruh Dunia


Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved