Gerhana Bulan
Tiga Fenomena Alam yang Menyertai Gerhana Bulan Total
Pada saat terjadi gerhana, Bulan akan terlihat berwarna merah. Gerhana bulan total kerap juga disebut Blood Moon.
Pasang surut air laut
Fenomena kedua yang terjadi saat gerhana bulan adalah pasang surut air laut yang lebih besar daripada biasanya. Meskipun demikian Andi mengatakan, ketinggian air masih batas aman, yaitu tidak sampai puluhan atau belasan meter.
Terkait dampaknya pada iklim seperti udara dingin, Andi mengatakan tidak ada dampak yang sangat berarti.
"Kalau sepengamatan saya, (perubahan iklim) hanya terjadi ketika gerhana matahari. Untuk gerhana bulan tidak pengaruh apa-apa ke iklim," ujarnya.
Supermoon
Andi juga mengatakan, Gerhana Bulan Total bisa terjadi berbarengan dengan beberapa fenomena, di antaranya Supermoon. "Kalau mau disangkutkan dengan Supermoon, nanti ada lagi tahun 2037," ungkap Andi.
Beberapa Gerhana Bulan Total bertepatan dengan perayaan Waisak, yaitu pada tahun 2040, 2050, 2069, dan 2071. Ada juga Gerhana Bulan Total yang bertepatan dengan Supermoon dan Waisak. Itu diperkirakan akan terjadi pada tahun 2199, 2217, dan 2394.
Pada tahun 2003 silam gerhana bulan juga bersamaan dengan perayaan Waisak, namun di Indonesia tidak bisa mengamati karena detik-detik Waisaknya siang hari.
Tak Perlu Kacamata Khusus
Cara melihat Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan berbeda. Menurut Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Dan Antariksa, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Emanuel Sungging Mumpungi, Gerhana Bulan Total bisa dilihat dengan mata telanjang. Tidak perlu menggunakan kaca mata khusus gerhana.
Pada dasarnya Gerhana Bulan Total sama dengan purnama biasa. Namun, karena posisinya sejajar dengan Matahari dan Bumi, maka cahaya bulan akan terhalangi bayangan.
"Bisa (dilihat mata telanjang), itu sebetulnya seperti purnama biasa, ditambah ada saat ketika Bulan tersaput bayang Bumi," kata Emanuel.
Untuk melihat lebih jelas masyarakat bisa memantau Bulan dengan teropong binokular.
"Pakai teleskop, binokular juga enggak masalah, bisa lihat lebih detail dari permukaan Bulan," ujar Emanuel. Teropong binokular merupakan teropong yang umumnya digunakan untuk berbagai kegiatan.
Misalnya, observasi lapangan, kegiatan militer, mengamati hewan liar, mendaki gunung, sampai mengamati fenomena astronomi.