Pemilu 2024
Breaking News: Pemilu 2024 Digelar Bertepatan Dengan Hari Raya Galungan, Mpu Jaya Prema Usulkan Ini
Hal ini demi efisiensi waktu karena Pemilihan Presiden dan Pemilu Legislatif digelar dalam tahun yang sama
Penulis: Ragil Armando | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - DPR bersama pemerintah dan penyelenggara pemilu akhirnya menyepakati jadwal Pemilu Serentak 2024.
Kesepakatan itu dicapai dalam rapat antara Komisi II DPR, pemerintah, serta penyelenggara pemilu yang terdiri dari Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, serta Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu pada Kamis 3 Juni 2021 malam kemarin.
Rencananya, Pemilu Presiden dan legislatif akan digelar bersamaan yaitu pada 28 Februari 2024.
Sementara, Pilkada Serentak jatuh pada 27 November 2024.
Selanjutnya, seluruh tahapan pemilu 2024 akan dimulai 25 bulan sebelum hari pemungutan suara yaitu pada Maret 2022.
Penetapan jadwal pemilu dan pilkada ini dilakukan setelah Komisi Pemilihan Umum mengusulkan jadwal pemungutan suara pemilu 2024 dipercepat dari yang biasanya digelar pada bulan April.
Hal ini demi efisiensi waktu karena Pemilihan Presiden dan Pemilu Legislatif digelar dalam tahun yang sama dengan Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada.
Namun, ternyata pelaksanaan coblosan Pilpres dan Pileg 2024 bertepatan dengan hari raya Galungan Wuku Dunggulan.
Bahkan, penetapan waktu tersebut dikritisi oleh tokoh agama Hindu, Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda melalui akun twitternya, Senin 7 Juni 2021.
"KPU dan DPR (Komisi 2) tetapkan Pilpres dan Pileg pada 28 Februari 2024. Mohon dicatat itu adalah Hari Raya Galungan, hari raya keagamaan untuk umat Hindu Nusantara," tulisnya dikutip dari Twitter @mpujayaprema.
Bahkan, ia menyebutkan bahwa jika coblosan digelar pada tanggal tersebut, dipastikan angka golput di Bali akan tinggi.
Mengingat, banyak masyarakat Bali yang memilih untuk melaksanakan persembahyangan di waktu tersebut.
"Bali pastikan 89,7 persen golput. Mohon perhatian," ujar dia.
Ia juga mempertanyakan serta mengusulkan agar Pemilu diundur.
"Kenapa harus Rabu? Apalagi itu Rabu Kliwon. Undur atau maju seminggu apa nggak bisa?" tanya dia. (*)