Berita Bali
Gelaran Bali and Beyond Travel Fair 2021 Targetkan Potensi Transaksi Capai Rp3,7 Triliun
Ketua Komite BBTF 2021, I Ketut Ardana menargetkan penyelenggaraan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang ke-7 nilai transaksinya dapat mencapai Rp3,
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Ketua Komite BBTF 2021, I Ketut Ardana menargetkan penyelenggaraan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang ke-7 nilai transaksinya dapat mencapai Rp3,7 triliun.
"Kita targetkan tahun ini turun memang karena skala event kita perkecil juga, atau sepertiga dari target nilai transaksi tahun 2019. Tahun 2019 itu potensi transaksi pada waktu itu Rp7,3 triliun, sekarang Rp3,7 triliun," ungkap Ketut Ardana usai seremonial pembukaan BBTF, Kamis 10 Juni 2021.
Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya menginginkan event BBTF ini tetap eksis di mata internasional.
Oleh karena itu target potensi nilai transaksi hanya sepertiga dari tahun 2019 atau sekitar Rp 3,7triliun.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Apresiasi Bali Dalam Pengendalian Covid-19, Dinilai Lebih Baik
"Dengan target itu, kita mengundang tour operator walaupun dari sejumlah daerah Nusantara tetapi yang diundang adalah tour operator dengan potensial dapat mendatangkan turis asing ke destinasi wisata ini."
"Ada 192 buyer mancanegara kita undang ke sini. Dan sekarang kita fokus ke domestik, tentu tour operator-tour operator itu kita harapkan untuk bisa mencapai potensi transaksi tersebut dalam satu tahun," jelas Ketut Ardana.
Menurut Ketut Ardana, nilai potensi transaksi yang ditargetkan itu sangat realistis, karena peningkatan kunjungan wisatawan nusantara sudah mulai terlihat tetapi angkanya memang belum terlalu besar.
Tetapi pelan-pelan kita harapkan ini (kunjungan Wisnus) dapat terus tinggi, ditambah border pariwisata untuk Wisman akan segera dibuka tentu akan jalan lebih baik ke depannya.
Baca juga: 2.702 Pekerja Migran Indonesia Sudah Berangkat, Biaya Swab Test Dirasa Memberatkan PMI Bali
"Diharapkan melalui kegiatan ini para industri pariwisata baik itu exhibiter, maupun buyers tetap mempunyai trust atau kepercayaan kepada event ini."
"Karena seperti Pak Menteri sebelumnya mengatakan bahwa inilah event yang sangat diandalkan dan dibanggakan akan dijadikan marketplace," paparnya.
Karena belum ada event sebesar ini menghadirkan seller dan buyer yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh industri pariwisata dapat berkumpul disini untuk menyampaikan informasi-informasi produk mereka yang dimiliki.
Baca juga: Satwika Bersyukur PMI Asal Bali Kembali Berlayar; Sudah 1,5 Tak Ada Penghasilan, Ada Jualan Juice
Tahun ini penyelenggaraan BBTF mengambil tema 'Exploring Sustainable & Wellness Tourism' atau 'Menjelajahi Pariwisata Berkelanjutan & Kebugaran' mencerminkan keterlibatan industri pariwisata Indonesia sebagai seller.
"Lewat tema ini kami ingin membangkitkan ekonomi pariwisata dan promosi destinasi maupun produk wisata berkelanjutan terbaik dengan kearifan lokal Bali sebagai destinasi ramah lingkungan, kaya budaya dan tradisi," imbuhnya.
BBTF ini diselenggarakan secara online & offline adalah hal pertama kali dilakukan oleh panitia menyesuaikan situasi pandemi.
Adanya perbedaan waktu Bali dengan waktu dari buyer yang mengikuti acara secara online, khususnya dari benua Australia, Europe dan USA menjadi tantangan sendiri.
Misalnya Australian time 2 - 3 jam lebih cepat dari Bali time, Europe time 6 - 7 jam lebih lambat dari Bali time.
USA time 12 - 13 jam jauh lebih lambat dari pada Bali time.
Sehingga panitia pasti harus mengorbankan salah 2 dari ke 3 benoa tersebut, selain itu keikutsertaan para seller di Bali tidaklah mungkin mengikuti online event 24 jam per hari.
Kedepan jika pandemi sudah berakhir maka panitia akan menyelenggarakan event BBTF secara offline, hal ini untuk menjaga reputasi menyelenggarakan event bertaraf international.
Nama baik Bali dan Indonesia harus tetap dijaga dan pertaruhkan.
“Tahun ini BBTF mampu menarik lebih dari 145 sellers dari 14 Provinsi di Indonesia. Termasuk Bali, Jakarta, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara," imbuh Ketut Ardana.
Serta terdapat 192 buyers terdaftar dari 20 negara dan tahun ini paling banyak berasal dari Indonesia, United Kingdom, Australia, France, Amerika, dan Asia secara keseluruhan.
Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang terus bekerja bahu membahu bersama untuk mencapai target pariwisata Indonesia.
Mencatat pencapaian transaksi BBTF tahun 2019, acara BBTF yang ke-7 ini diyakini sebagai Indonesia's leading trade show yang bisa dibanggakan alat mempromosikan 'Bali and Beyond' destinasi, provinsi Indonesia, dan produk perjalanan sustainable.(*)
Berita lainnya di Berita Bali