Berita Denpasar

Kisah Lia Buka Usaha Dimsum di Denpasar Saat Pandemi, Lia: Itu Modal Nekat Semua

Lia Agustina mencoba peruntungan lewat usaha kuliner yakni dengan membuka gerai Gerobak Dimsum

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Dimsum Gerobak yang berada di Jalan Pulau Buton, Denpasar, Bali - Kisah Lia Buka Usaha Dimsum di Denpasar Saat Pandemi, Lia: Itu Modal Nekat Semua 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Lia Agustina mencoba peruntungan lewat usaha kuliner yakni dengan membuka gerai Gerobak Dimsum.

Menjadi salah satu orang yang terdampak pandemi Covid-19 yang berimbas pada dia dirumahkan oleh tempatnya bekerja, membuat wanita yang berasal dari Banyuwangi ini memutar otak untuk tetap dapat menambah penghasilan.

Awalnya ia berpikir untuk menarik pasar di kalangan anak milenial saat ini.

Ia pun mulai mencari tahu referensi di media sosial, misalnya usaha apa saja yang bisa dijalani di tengah pandemi dan terutama yang disukai oleh kawula muda.

Baca juga: Kisah Baru & Tara, Anjing Pelacak BNNP Bali yang Pernah Ungkap Kasus Penyelundupan 8 Kilogram Ganja

"Dan setelah saya melihat semua referensi tempat usaha di media sosial, saya tertarik untuk membuka usaha di bidang kuliner. Dan saya melihat sepertinya peluang untuk dimsum lumayan bagus juga. Awalnya saya mau franchise dengan salah satu brand, namun tidak bisa. Dan akhirnya saya membuka gerai dimsum sendiri, dan itu modal nekat semua," ungkapnya.

Dimsum ini didapatnya dari saudaranya di Banyuwangi yang memang memproduksi dimsum secara home made.

Setelah bekerjasama dan menyepakati harga dengan saudaranya, Lia pun langsung bergegas mempersiapkan usahanya.

"Akhirnya setelah ditolak untuk franchise, saya bekerjasama dengan saudara yang kebetulan juga memproduksi dimsum, lalu menyepakati harga bersama. Setelah itu saya mencari tempat dan dapat di Jalan Pulau Buton, Denpasar ini. Sebenarnya awalnya dananya kurang. Akhirnya minta ke orangtua untuk tambahan. Alhamdulillah dikasih," tambahnya.

Hari pertama dan kedua ia mulai menjajakan dagangannya, kata Lia, cukup ramai pembeli.

Namun setelah seminggu berjualan, ia mulai merasakan sepinya pengunjung yang berbelanja.

Kemudian ia mencoba mempromosikan dimsumnya di seluruh media sosial.

Sementara untuk modal awalnya, Lia menggelontorkan dana Rp 14 juta untuk usaha Gerobak Dimsum-nya.

"Modal awal Rp 14 juta. Per hari kadang kalau ramai dapat Rp 2 juta lebih. Kalau sepi Rp 1,5 juta. Itu (pendapatan) kotornya. Kalau bersihnya, rata-rata hampir Rp 1 juta sehari. Kebetulan saya ngajak karyawan 2 orang. Setelah ini rencananya kita buka cabang di Jalan Tukad Pakerisan, Panjer," paparnya.

Untuk menikmati Gerobak Dimsum ini, Anda hanya perlu mengeluarkan kocek Rp 1.000 hingga Rp 3.500 per dimsum.

Dan harga dimsum yang mulai dari Rp 1.000 sampai Rp 3.000 terbuat dari olahan ikan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved