Waspadai Virus Covid-19 Varian Delta, Berisiko 2 Kali Lebih Besar Membuat Seseorang Dirawat Inap

Pasalnya virus Covid-19 varian Delta ternyata dua kali lebih besar bisa membuat orang harus dirawat di rumah sakit. 

Editor: Eviera Paramita Sandi
Wartakotalive.com
Ilustrasi tenaga medis menangani pasien Covid-19. 

TRIBUN-BALI.COM - Virus Covid-19 varian Delta kini harus menjadi kewaspadaan berbagai pihak. 

Pasalnya virus Covid-19 varian Delta ternyata dua kali lebih besar bisa membuat orang harus dirawat di rumah sakit. 

Menurut sebuah penelitian di Skotlandia virus ini juga lebih berbahaya daripada varian Inggris. 

Akan tetapi, ditemukan pula penelitian bahwa dua dosis vaksin dapat mengatasi virus varian Delta ini.

Studi tersebut mengatakan bukti awal menunjukkan perlindungan dari vaksin terhadap varian Delta mungkin lebih rendah daripada varian Alpha, yang pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris tenggara.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Senin 14 Juni 2021 mengumumkan penundaan pencabutan pembatasan (lockdown terbatas) menyusul peningkatan kasus Covid-19 dari varian Delta yang lebih menular dari varian Alpha.

Studi yang diterbitkan di The Lancet pada hari Senin 14 Juni, mengamati 19.543 kasus komunitas dan 377 rawat inap di antara 5,4 juta orang di Skotlandia, di mana 7.723 kasus dan 1.234 rawat inap ditemukan memiliki varian Delta.

Chris Robertson, profesor epidemiologi kesehatan masyarakat di University of Strathclyde, mengatakan menyesuaikan usia dan komorbiditas, varian Delta secara kasar menggandakan risiko masuk rumah sakit, tetapi vaksin masih mengurangi risiko itu.

“Jika Anda dites positif, maka dua dosis vaksin atau satu dosis selama 28 hari dapat mengurangi risiko dirawat di rumah sakit hingga 70 persen,” katanya kepada wartawan.

Dua minggu setelah dosis kedua, vaksin Pfizer-BioNTech ditemukan memiliki 79 persen perlindungan terhadap infeksi dari varian Delta, dibandingkan dengan 92 persen terhadap varian Alpha.

Untuk vaksin Oxford-AstraZeneca, ada 60 persen perlindungan terhadap Delta dibandingkan dengan 73 persen untuk Alpha.

“Vaksin Oxford–AstraZeneca tampak kurang efektif daripada vaksin Pfizer–BioNTech dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 pada mereka yang memiliki varian Delta yang menjadi perhatian,” tulis para penulis dalam artikel The Lancet.

Namun, mereka menambahkan: “Mengingat sifat observasional dari data ini, perkiraan efektivitas vaksin perlu ditafsirkan dengan hati-hati.”

Para ilmuwan mengatakan dua dosis vaksin memberikan perlindungan yang jauh lebih baik daripada satu dosis terhadap varian Delta, dan penundaan pelonggaran penguncian di Inggris akan membantu lebih banyak orang mendapatkan dosis kedua dan meningkatkan respons kekebalan mereka.

Kenali Gejala

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved