Datang ke Bali, Petrus Golose Sebut Masih Ada Demand Narkoba di Bali Yang Perlu Diberantas
Sebelum beranjak dari Kantor BNNP Bali, Golose menyebut masih ada demand atau permintaan narkoba di Bali yang harus diberantas.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Eviera Paramita Sandi
Golose menggantikan Komjen Heru Winarko yang memasuki masa pensiun pada Desember ini.
Profil Irjen Pol Petrus Reinhard Golose
Pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 27 November 1965 merupakan jebolan akademi polisi (Akpol) 1988.
Dalam dunia korps berbaju cokelat, Golose merupakan satu di antara sederet nama perwira yang diperhitungkan.
Dalam bidang reserse, dia tercatat ikut melumpuhkan gembong teroris kelas wahid, yakni Dr. Azhari pada 2005.
Saat itu, ia tergabung dalam Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
Berkat keberhasilan ini, Golose kemudian diganjar kenaikan pangkat luar bisa ketika bergabung dengan Bareskrim.
Prestasi itu diterima Golose bersama sejumlah koleganya yang kini juga telah menduduki posisi strategis, baik di institusi Polri maupun pemerintahan.
Antara lain, Tito Karnavian, eks Kapolri yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) hingga Kapolri Jendral Pol Idham Azis.
Selain berhasil membantu perkara kriminal kelas kakap, Golose juga tercatat menjadi salah satu personel kepolisian yang turut berkontribusi melahirkan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Sebagai Kapolda Bali pada periode 2006-2020, Golose juga mencetak sejumlah prestasi.
Jenderal yang dikenal tegas dan berani ini berhasil menekan peredaran narkoba di Bali.
Tak main-main, Golose menangkap bandar-bandar narkoba besar termasuk dengan menutup klub Akasaka yang dikenal sebagai pusat peredaran narkoba terbesar di Pulau Dewata.
Golose juga tak kenal kompromi dengan keberadaan ormas-ormas meresahkan di Bali.
Berkat tindak tegas dan beraninya, kelompok-kelompok ormas di Bali pun dibuat tiarap.