PKB XLIII
Gamelan Semara Pegulingan Iringi Peragaan Busana di Bali, Putri Koster: Jangan Selesai di Panggung
Sebanyak 21 pasang peragawan-peragawati tampil di panggung Ksirarnawa Art Center, Denpasar, Bali
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“Dengan begitu karena karya desain mereka dipakai, talenta desainer akan banjir di Bali. Semangat bergairah,” katanya.
Putri pun mengajak masyarakat tidak gengsi mengenakan kain tradisional Bali.
Baca juga: Luwih Yard Festival Digelar Selama Tiga Hari, Hadirkan Bazar Kuliner dan Fashion
Apalagi kain tersebut merupakan buatan tangan atau handmade yang sangat dihargai di luar Bali.
“Orang luar lihat handmade itu dihargai sekali. Jadi saya harap penjual kain tradisional di Bali harus menjual kain yang dibuat dari Bali. Kalau ngambil dari luar dan dijual di Bali, sama saja kita bunuh diri,” imbuhnya.
Selain itu, Putri juga mengajak masyarakat agar bisa membedakan busana adat Bali yang digunakan ke kantor dan saat ke pura.
Saat ke kantor untuk perempuan pakemnya menggunakan kebaya, senteng, dan kemben dan untuk kebaya bisa dimodifikasi misalnya dengan menambahkan unsur endek Bali.
Untuk busana ke kantor bagi pria mengenakan kancut, udeng, saput dan baju yang juga bisa dimodifikasi.
“Model ke pura, pakai yang tradisi sekali, sopan, berestetika dan beretika dengan lengan panjang,” katanya. (*).
Kumpulan Artikel Bali