PKB XLIII

Gamelan Semara Pegulingan Iringi Peragaan Busana di Bali, Putri Koster: Jangan Selesai di Panggung

Sebanyak 21 pasang peragawan-peragawati tampil di panggung Ksirarnawa Art Center, Denpasar, Bali

Tribun Bali/Rizal Fanany
Model membawakan busana adat tradisional Bali dalam lomba desain dan peragaan busana serangkaian Pesta Kesenian Bali XLlll di Art Center, Denpasar, Minggu 20 Mei 2021. Lomba ini bertujuan memperkenalkan dan mempertahankan busana adat tradsional Bali - Gamelan Semara Pegulingan Iringi Peragaan Busana di Bali, Putri Koster: Jangan Selesai di Panggung 

“Dengan begitu karena karya desain mereka dipakai, talenta desainer akan banjir di Bali. Semangat bergairah,” katanya.

Putri pun mengajak masyarakat tidak gengsi mengenakan kain tradisional Bali.

Baca juga: Luwih Yard Festival Digelar Selama Tiga Hari, Hadirkan Bazar Kuliner dan Fashion 

Apalagi kain tersebut merupakan buatan tangan atau handmade yang sangat dihargai di luar Bali.

“Orang luar lihat handmade itu dihargai sekali. Jadi saya harap penjual kain tradisional di Bali harus menjual kain yang dibuat dari Bali. Kalau ngambil dari luar dan dijual di Bali, sama saja kita bunuh diri,” imbuhnya.

Selain itu, Putri juga mengajak masyarakat agar bisa membedakan busana adat Bali yang digunakan ke kantor dan saat ke pura.

Saat ke kantor untuk perempuan pakemnya menggunakan kebaya, senteng, dan kemben dan untuk kebaya bisa dimodifikasi misalnya dengan menambahkan unsur endek Bali.

Untuk busana ke kantor bagi pria mengenakan kancut, udeng, saput dan baju yang juga bisa dimodifikasi.

“Model ke pura, pakai yang tradisi sekali, sopan, berestetika dan beretika dengan lengan panjang,” katanya. (*).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved