Corona di Indonesia
Covid-19 pada Anak Mencemaskan, Menteri Bintang Puspayoga Minta Perhatian Serius Orangtua
Menurut Ede Surya Darmawan, sebanyak 2,9 persen menimpa anak yang berusia kurang dari lima tahun dan 9,6 persen menimpa anak usia 6 hingga 18 tahun.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan mengatakan proporsi kasus Covid-19 yang menimpa anak-anak cukup besar. Tren itu mencemaskan sehingga perlu secepatnya diantisipasi.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga meminta semua pihak memberi perhatian serius kepada anak agar menjalankan protokol kesehatan ketat dan tetap di rumah selama pandemi Covid-19.
Menurut Ede Surya Darmawan, sebanyak 2,9 persen menimpa anak yang berusia kurang dari lima tahun dan 9,6 persen menimpa anak usia 6 hingga 18 tahun.
Baca juga: Pemerintah Diminta Tunda Belajar Tatap Muka Kecuali di Zona Hijau
Baca juga: Daun Kelor Bisa Atasi Covid-19? Ini Penjelasan dari Dosen Fakultas Kesehatan Ayurweda UNHI
"Proporsi kasus Covid-19 pada anak jumlahnya cukup besar," kata Ede dikutip Kompas.com dari keterangan tertulis, Rabu 23 Juni 2021.
Menurut data Satgas Covid-19, angka infeksi Covid-19 pada anak meningkat. Rentang usia yang paling banyak yakni anak pendidikan sekolah dasar (SD) dengan 49.962 kasus ditemukan.
Namun, Satgas tidak merinci wilayah mana yang paling banyak menyumbangkan kasus covid-19 pada anak usia sekolah.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kemungkinan besar varian baru Covid-19 di Jakarta lebih mudah menular kepada anak-anak usia 0-18 tahun.
"Besar kemungkinan ini adalah varian baru yang dengan mudah menular termasuk kepada anak-anak," kata Anies dalam keterangan suara, Selasa 22 Juni 2021.
Anies meminta agar orangtua waspada dan menjaga anak-anak mereka untuk senantiasa disiplin dalam protokol kesehatan.
Gubernur Anies menganjurkan kepada orangtua menjaga anak-anak mereka untuk tetap di rumah. "Jadi saya berharap kepada keluarga-keluarga di Jakarta lebih berhati-hati. Usahakan di rumah saja, anak-anak juga biarkan bermain di rumah saja demi keselamatan semuanya," ujarnya.
Pada Minggu 20 Juni 2021, kata Anies, tercatat 655 kasus harian baru Covid-19 di Jakarta adalah anak usia 5-18 tahun, 224 anak di bawah 5 tahun atau balita. "Jadi 16 persen dari kenaikan kasus ini adalah anak-anak," tutur dia.
Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad meminta kepada Pemprov DKI Jakarta untuk membuat larangan anak masuk ke tempat umum. Larangan anak-anak masuk ke tempat umum diperlukan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 terhadap anak.
"Kita harus melindungi hak hidup anak, dengan situasi zona merah di Jakarta saat ini, pergerakan anak-anak di tempat umum harus dibatasi," ucap Idris.
Mengkhawatirkan
Ketua Umum IAKMI Ede Surya Darmawan mengatakan, saat ini kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sangat mengkhawatirkan karema kasus kumulatif sudah mencapai angka 2.004.445 pada 21 Juni 2021.
Ketika kasus genap mencapai 2 juta, pada hari yang sama juga tercetak kembali penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi sejak 2 Maret 2020 yakni sebesar 14.536 kasus.
"Setelah meningkat tajam sejak November 2020, trend kasus harian sebenarnya sempat turun dari angka 14.518 pada tanggal 30 Januari 2021 hingga menjadi 2.385 pada tanggal 15 Mei 2021," ujarnya.
"Namun seusai liburan panjang lebaran kasus harian kembali meningkat signifikan hingga mencapai angka tertinggi hari ini," kata dia. Ia melanjutkan, angka positivity rate kini mencapai 23,3 persen, jauh di atas standar aman World Health Organization (WHO) yakni lima persen.
Terlebih lagi sebanyak 54.956 orang 2,7 persen pasien juga telah dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19. "Peningkatan pesat kasus tersebut diperkirakan akibat telah menyebarnya virus Covid-19 varian delta di tengah masyarakat yang lebih infeksius dibandingkan varian sebelumnya," demikian Ede.
Minta Perhatian Serius
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga meminta semua pihak memberi perhatian serius kepada anak agar menjalankan protokol kesehatan ketat dan tetap di rumah selama pandemi Covid-19.
Hal tersebut menyusul tingginya angka Covid-19 kepada anak di Indonesia. "Saya harap semua pihak, terutama orangtua, dapat memberikan perhatian serius kepada anak dengan tetap di rumah," kata Bintang di acara Webinar Pencegahan Pekerja Anak, Rabu 23 Juni 2021.
Ia mengatakan, orangtua diharapkan mengajak anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang positif di rumah. Ia juga meminta agar program Gerakan Berjarak kembali digalakkan dengan menerapkan protokol kesehatan di dalam keluarga.
"Dalam situasi pandemi ini, kita tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat, apalagi beberapa hari belakangan ditemukan tingginya angka penularan Covid-19 pada anak," ucap dia.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan mengatakan, kasus Covid-19 pada anak di Indonesia sekitar 11-12 persen.
Ini termasuk kasus Covid-19 anak yang tertinggi di dunia. Masalahnya, jumlah kematian anak balita selama pandemi meningkat hampir 50 persen.
Setidaknya ada 1.000 kematian anak di Indonesia setiap minggunya. Memang sejak awal pandemi, banyak ahli, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF, mengatakan kasus Covid-19 pada anak jarang terjadi.
Namun, Aman mengatakan, dari data yang dilihat IDAI, banyak kasus Covid-19 pada anak. (tribun network/kompas.com)
