Berita Denpasar
Kisah Wayan Pujana 15 Tahun Jadi Driver Pengangkut Sampah di Bali, Tidak Takut Terserang Penyakit
Kisah Wayan bekerja sebagai tenaga pengangkut sampah di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wayan Pujana duduk santai di bawah pohon sambil menyeruput segelas kopi.
Di siang yang cukup terik itu, Wayan beristirahat dengan beberapa teman seprofesinya, para pengangkut sampah DLHK.
Sudah 15 tahun menggeluti pekerjaan sebagai tenaga pengangkut sampah.
Bisa jadi ini merupakan pekerjaan terlama yang digeluti ayah dari dua anak ini.
Baca juga: Meminta Keselamatan Hingga Keturunan, Berikut Kisah Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk
Kebetulan Wayan bekerja sebagai tenaga pengangkut sampah di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar.
"Saya bekerja sebagai driver truk sampah. Kalau jumlah regu kami di Depo ada sekitar 26 orang. Sekali angkut untuk satu armada akan ada satu driver dengan dua shift kerja yakni pagi dan siang. Dan nantinya ada alat-alat berat yang memasukkan sampah ini ke dalam bak truk," katanya, Rabu 23 Juni 2021.
Memang biasanya ia mengambil sampah-sampah terlebih dahulu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 1 lalu nantinya akan dibawa ke TPA Suwung, Denpasar Selatan, Bali.
Waktu bekerjanya biasanya pukul 11.00 hingga 18.00 Wita. Dalam sehari ia bisa mengangkut lima hingga tujuh truk sampah ke TPA Suwung.
Selama pandemi Covid-19 ini, Wayan mengaku tidak adanya penurunan pendapatan.
Namun volume sampahnya saat ini mulai berkurang.
"Pendapatan tidak berdampak karena tidak ada pengurangan atau penambahan. Masih stabil. Hanya saja volume sampah berkurang. Mungkin karena banyak orang yang sudah pulang ke kampung halamannya. Kalau dulu bisa angkut sampah 20 kali per shift, kalau sekarang 15 truk per shift. Pengangkutan sampah ke Suwung tergantung volume sampah," tambahnya.
Dan selama pandemi Covid-19, pria berumur 41 Tahun ini, mengakui tidak ada ketakutan selama ia menjalankan tugas sebagai driver pengangkut sampah.
Hal tersebut karena ia dan teman-temannya sudah terbiasa bergelut dengan tumpukan sampah setiap hari.
DLHK sudah menyediakan masker, sarung tangan dan kaki, juga sepatu untuk para pengangkut sampah.
"Tidak ada ketakutan karena kita terbiasa melawan penyakit. DLHK Kota Denpasar memberikan masker, sarung tangan dan kaki tetap kita diberikan fasilitas seperti sepatu juga. Anak istri tidak ada ketakutan. Astungkara selama ini keluarga sehat-sehat saja," imbuh pria asal dari Klungkung ini.