Makna Pura Umum dan Pura Teritorial dalam Hindu Bali
Pulau Seribu Pura, demikian sematan untuk Bali selama ini. Sebutan itu tentu saja memiliki alasan tersendiri.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: M. Firdian Sani
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pulau Seribu Pura, demikian sematan untuk Bali selama ini.
Sebutan itu tentu saja memiliki alasan tersendiri.
Sebab di Bali memang terdapat banyak pura, dan hampir di setiap sudut rumah maupun jalan ada pura atau minimal palinggih.
Untuk memudahkan masyarakat, pura pun dibagi menjadi beberapa kelompok.
Sehingga mempermudah dalam mengetahui status dan fungsinya, termasuk bagi pangemong (pengampu) dan panyungsung (pemuja).
• Sejarah Pura Er Jeruk Gianyar, Tempat untuk Memohon Rezeki Hingga Keturunan
Berdasarkan keterangan yang tertera di buku Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk.
Dijelaskan ada beberapa sebutan untuk pura di Bali.
Diantaranya, pura umum atau pura yang berstatus kahyangan jagat.
Di dalamnya termasuk sad kahyangan, dang kahyangan, yang biasanya disungsung oleh seluruh umat Hindu.
Ciri-ciri umum yang masuk ke dalam kelompok pura ini, adalah sebagai tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala bentuk manifestasi beliau.
• Pratima Pura Bale Agung Umakaan Tabanan Dicuri, Diduga Terjadi Dua Pekan Lalu
Biasanya pula pura kahyangan jagat ini, tersebar di berbagai penjuru mata angin (pangider-ideran dewata nawasanga).
Seperti Pura Besakih, Lempuyang, Goa Lawah, Andakasa, Uluwatu, Batukaru, Puncak Mangu, Batur, Pusering Jagat, hingga Pura Besakih.
Untuk pura Dang Kahyangan, adalah pura yang ada hubungannya dengan dang guru (guru loka).
Atau pura yang ada hubungannya dengan darmayatra Dang Hyang Nirartha.