Corona di Indonesia

Anak Usia 12-17 Tahun Boleh Divaksin, Mereka yang Positif Umumnya Tanpa Gejala

Program vaksinasi virus corona (Covid-19) Pemerintah terus berlangsung untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity).

Editor: Karsiani Putri
Shutterstock
Ilustrasi Vaksin Covid-19 - Baru saja beredar surat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait vaksinasi terhadap anak dengan rentang usia 12 hingga 17 tahun dengan penggunaan vaksin yang diproduksi PT Bio Farma dari 'bulk' vaksin Sinovac 

Kementerian Kesehatan memang tengah mengkaji penggunaan vaksin virus corona untuk usia remaja atau anak usia di bawah 18 tahun.

Rencana itu muncul menyusul banyaknya temuan pasien virus corona usia muda yang mengalami perburukan kondisi.

Tanpa Gejala

Lembaga Bio Molekuler (LBM), Eijkman sudah memeriksa 1.973 sampel pasien Covid-19 yang berusia kurang dari 18 tahun.

Sampel-sampel tersebut diambil sejak periode Maret hingga November 2020.

Dari 1.973 sampel tersebut ada 208 anak positif Covid-19.

Sebanyak 140 anak yang positif tidak ditemukan gejala apapun.

Sedangkan 68 anak lainnya memiliki gejala.

"67,3 persen anak-anak positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala. Hanya 32,7 persen pasien positif Covid-19 mempunyai gejala," tulis Eijkman dalam unggahan di akun Instagram resminya @eijkmaninstitute, Minggu 27 Juni 2021.

Gejala yang paling banyak dilaporkan pada pasien anak-anak positif Covid-19, kata Eijkman, diantaranya adalah batuk 57,4 persen, kelelahan 39,7 persen, dan demam 36,8 persen.

Hanya 15 pasien anak-anak yang mempunyai gejala sesak napas, gejala Covid-19 yang paling sering dilaporkan pada orang dewasa.

Pneumonia yang dikonfirmasi oleh X-ray lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 1-5 tahun sebanyak 77 persen dan 6-10 tahun 66,7 persen.

Eijkman menyebut  temuannya ini menunjukkan bahwa mayoritas anak-anak yang terinfeksi virus Covid-19 tidak mempunyai gejala atau hanya mempunyai gejala ringan. 

Akan tetapi, anak-anak positif Covid-19 mempunyai peran yang sangat besar pada transmisi virus Covid-19 di suatu populasi.

Studi dari LBM Eijkman ini telah dilaporkan di jurnal ilmiah Journal of Clinical Virology Plus.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved