7 Alasan Singapura Berani Hidup Berdampingan Dengan Covid-19 yang Tidak Semua Negara Bisa Tiru

Namun harus dipahami, ada alasan dan dasar-dasar tertentu mengapa berani menerapkan kebijakan tersebut.

Editor: Eviera Paramita Sandi
AFP/ROSLAN RAHMAN
Warga Singapura sedang berjalan-jalan di Marina Bay pada 27 Agustus 2020 

Rasio itu adalah yang terendah secara global, dan 90 persen negara-negara Afrika akan gagal mencapai target vaksinasi sepersepuluh dari populasi mereka pada September. 

2. Masker jadi kunci

Salah satu kebijakan penting hidup dengan Covid-19 yang akan dianggap endemi oleh Singapura adalah pemakaian masker.

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung menyebutkan, masker tetap menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah Covid-19.

Menurut menteri berusia 51 tahun itu, pencabutan kewajiban pemakaian masker akan menjadi yang terakhir dievaluasi di new normal.

“Kalaupun akhirnya dicabut, kebijakan ini hanya akan diberlakukan di tempat terbuka. Masker harus tetap dipakai di ruangan indoor atau tertutup.”

Ong merujuk ke Israel yang kembali meminta warganya memakai masker di dalam ruangan, menyusul melonjaknya angka Covid-19 varian Delta di sana.

Lalu bagaimana dengan Italia yang sudah bebas masker?

Selain karena risiko penularan yang sudah rendah, Pemerintah "Negeri Pizza" membebaskan pemakaian masker karena akan dilanda gelombang panas hingga 40 derajat Celsius lebih, khususnya di beberapa wilayah selatan.

"Ini semacam melegakan karena sangat panas," kata warga lokal Salvatore Casuccio kepada AFP di Roma tengah, Senin (28/6/2021).

Namun, banyak orang di luar dan sekitarnya pada Senin pagi masih mengenakan masker mereka, baik karena kebiasaan atau masih khawatir dengan Covid-19.

3. Selalu melakukan pelacakan

Dr Lim Hui Ling, direktur medis International Medical Clinic di Singapura, pada 1 Februari 2021 menerangkan ke Insider, ada aplikasi Trace Together untuk melacak dengan siapa saja pasien Covid-19 berkontak.

Aplikasi Trace Together diperkenalkan pada Maret 2020, dan harus digunakan saat warga Singapura memasuki toko, rumah sakit, bahkan taksi.

Negara lain yang memiliki aplikasi pelacakan adalah Australia, tetapi dianggap tidak efektif memutus rantai penyebaran Covid-19.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved