Kapal Tenggelam di Gilimanuk
Evaluasi Tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali, Perbaikan Secara Sistemik Lebih Diperhatikan
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi, Drs. Dwi Yanto, turut dalam operasi SAR KRI Rigel -933 di perairan Gilimanuk
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Bapak korban, I Made Wartana, 65 tahun, asal Tabanan mengaku bahwa anaknya hingga kini belum ditemukan.
Baca juga: TNI AL Pastikan Posisi KMP Yunicee Tidak Menggangu Jalannya Alur Penyebrangan
Karena hal itu pulalah, dirinya berusaha mencari dengan menggelar upakara tersebut.
Beberapa hari ini, ia pun harus tidur hanya beralaskan tikar dan menunggu hasil dari proses pencarian yang dilakukan.
Ia menggelar tikar di bawah pohon di luar Pos II Pelabuhan Gilimanuk.
“Anak saya laki-laki satu-satunya ini. Sampai saat ini belum ditemukan. Jadi punya anak satu, perempuan. Kami cuma mohon segera ditemukan,” ucapnya Jumat 2 Juli 2021.
Dijelaskannya, bahwa anaknya dahulu bekerja di pariwisata, mencari tamu untuk membawa tamu baik ke Bali dan ke Jawa sebagai sopir.
Karena pandemi, maka turis asing yang biasa dibawa cukup sepi.
Sehingga banting setir menjadi sopir pengiriman barang.
Sebelum kejadian, ada permintaan mengantarkan kelapa ke Tuban Jawa Timur.
Sekitar satu hari sebelum kejadian, kemudian langsung balik dan membawa pakan ternak untuk diantar ke beberapa daerah.
“Kemarin sebelum kejadian pergi ke Tuban bawa kelapa. Terus di Surabaya ngangkut pakan ternak. Jadi saya cuma mohon supaya segera ketemu,” bebernya.
76 Penumpang Tenggelam
Upaya pencarian KMP Yunicee masih terus dilakukan tim SAR.
Begitu juga dengan pencarian para korban yang sampai saat ini belum ditemukan.
Data terakhir, Kamis 1 Juli 2021 diketahui, ada 76 orang penumpang di dalam kapal yang tenggelam di Perairan Gilimanuk pada Selasa 29 Juni 2021 lalu.