Daun Kelor
Sisi Lain Kelor, Sebagai Panyengker dan Lawan Kekuatan Magis
Daun kelor memang memiliki banyak manfaat, baik digunakan untuk sayuran maupun obat-obatan.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Daun kelor memang memiliki banyak manfaat, baik digunakan untuk sayuran maupun obat-obatan.
Nutrisi dan vitamin yang terkandung di dalamnya membuat semua orang menyukai tumbuhan hijau ini.
Sekretaris LP2M UNHI, I Kadek Satria menjelaskan, bahwa daun kelor sangat bermanfaat untuk usada Bali.
"Saya menggunakan kelor sebagai salah satu loloh, boreh, dengan menggunakan seluruh bagian dari tumbuhan ini," jelasnya kepada Tribun Bali, Senin 28 Juni 2021.
Baca juga: Penelitian Daun Kelor Sebagai Obat Anti Kanker, Begini Ungkap Profesor Unair
Lanjut dosen UNHI ini, kelor sangat bermanfaat secara sekala maupun niskala.
"Salah satunya adalah sakit karena faktor black magic yang diidap pasien dengan menggunakan sebagai sarana boreh ini," katanya.
Dan bahkan air rebusan daun kelor juga bisa mengatasi Covid-19.
Hal tersebut berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan.
Lanjutnya, sehingga untuk mengonsumsi daun kelor, tergantung dari persoalannya.
Sebab bisa dikonsumsi sebagai sayuran dan bisa juga sebagai obat tradisional atau alternatif.
Untuk itulah, kata dia, penanaman kelor sebagai bagian tumbuhan sangat penting ada di pekarangan rumah.
"Hal ini perlu digaungkan, karena pohon kelor juga sekaligus sebagai panyengker," katanya.
"Salah satu lontar Taru Pramana bunyinya begini: ‘Saya bernama pohon kelor. Wasiat saya sejuk (tis),
getah saya dingin (nyem) dan akar saya panas, daun saya sejuk (tis). Saya dapat dipakai mengobati sakit mata. Ambil daun saya dicampur dengan jeruk nipis (juwuk lengis) ditambah sedikit garam ireng (uyah areng) kemudian disaring dan diendapkan. Setelah itu baru diteteskan pada mata (netra)’," ucapnya.
Ia kemudian mengisahkan pengalamannya di pasraman, ketika ada orang sakit lama di tempat tidur tanpa bisa gerak dan makan, hanya masih bernafas.