Corona di Bali
PPKM Darurat, Petugas Melaksanakan Pengawasan di Gereja GPIB Ekklesia Bali
Petugas di wilayah Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung , Bali, melaksanakan pengamanan dan monitoring PPKM Darurat
Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“Tidak ada pembeli, sulit mencari pemasukan untuk uang dapur sehari-hari,” kata Darmi, Minggu 4 Juli 2021.
Baca juga: Monev Hari Kedua PPKM Darurat, Bupati Suwirta Ajak Masyarakat Berfikir Positif
Meskipun ia tetap buka, namun itu tak berdampak pada omset penjualannya.
Sejak pandemi melanda, omzetnya terjun bebas hingga 100 persen dalam sehari.
“Sehari tak dapat jualan itu sering saya alami sejak pandemi. Dulu sebelum pandemi setidaknya Rp 500 pasti dapat. Apalagi sekarang dengan adanya PPKM Darurat,” katanya.
Sebagai seorang pedagang, dirinya pun hanya pasrah dengan keadaan ini.
Tak ada tempat lain lagi untuk mengais rejeki selain dengan berjualan oleh-oleh dan pernak-pernik.
Hampir 10 tahun lebih dirinya berjualan di tempat ini, baru kali ini ia merasakan dampak yang serius.
“Tamu tidak ada, yang belanja hanya wisatawan lokal dan domestik dan biasanya mereka beli sandal atau baju,” katanya.
Keadaan ini pun semakin sulit ketika PPKM Darurat diberlakukan dan suaminya sudah tak bekerja lagi.
Baca juga: Denpasar Gelar PPKM Darurat, Pembelajaran Tatap Muka Menggantung
“Suami tak kerja, dulu jadi tukang parkir, tapi sudah berhenti karena sekarang pakai komputer dan suami saya tak bisa pakai komputer,” katanya.
Dengan kondisi ini ia pun mengaku harus berjuang lebih keras agar bisa mendapat uang untuk mengepulkan asap dapur.(*).
Kumpulan Artikel Corona di Bali