Berita Denpasar
Penjualan Kambing Kurban Idul Adha di Kampung Jawa Denpasar: Dulu 30 Ekor, Kini 5 Ekor Perhari
Penjualan Kambing untuk Kurban Idul Adha di Kampung Jawa Denpasar: Dulu 30 Ekor, Kini 5 Ekor Perhari
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Umat Muslim akan merayakan Idul Adha, Selasa, 20 Juli 2021 mendatang.
Saat Idul Adha tiba, biasanya ada tradisi kurban baik berupa sapi maupun kambing.
Hal itupun kerap menjadi peluang usaha musiman oleh para penjual hewan kurban.
Namun, hingga tiga hari menjelang Idul Adha, penjualan kambing di Dusun Wanasari atau Kampung Jawa, Denpasar masih sepi.
Pantauan di lapangan, pembeli kambing yang datang tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi Covid-19.
Hanya tampak satu dua orang yang datang ke stand penjualan kambing yang berada di sebelah barat Masjid Baiturrahmah ini.
Salah seorang penjual kambing, Abdul Karim mengakui memang terjadi penurunan penjualan saat ini.
Ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga kini dan berdampak pada daya beli masyarakat.

“Niat orang untuk kurban pasti ada, tapi karena keadaan susah pembelinya menurun,” kata Karim pada Sabtu, 17 Juli 2021.
Saat ini, pembeli yang datang membeli kambing ke tempatnya hanya langganannya dari tahun ke tahun itupun dalam jumlah terbatas.
Selain itu, menurutnya, H-7 pelaksanaan Idul Adha biasanya pembeli sudah mulai ramai.
Namun sampai H-3 pelaksanaan Idul Adha, penjualan masih sepi.
Sebelum pandemi dalam sehari ia bisa menjual hingga lebih dari 30 ekor kambing dalam sehari.
Saat ini paling banyak hanya 10 ekor dan kadang 5 ekor dalam seharinya.
“Mungkin masyarakat berpikir dua kali untuk membeli hewan kurban,” imbuhnya.
Jumlah kambing yang ia sediakan saat ini pun hanya 100 ekor.
Biasanya, ia menyiapkan hingga 300 ekor lebih kambing saat Idul Adha.
Baca juga: Tercatat Menurun, Penjualan Sapi di Pasar Beringkit Jelang Idul Adha Tercatat Hanya 50 Persen
“Kami tidak berani menyiapkan banyak-banyak, takutnya pembeli tidak ada dan kambing saya masih utuh. Nanti kalau kurang saya ambil lagi,” katanya.
Ia mengatakan, kambing yang dijual ini didatangkan dari Asah Gobleg Buleleng dan Pupuan Tabanan.
Adapun harga kambing yang dijual berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta.
“Saya menjual kambing ini tidak pakai musiman, setiap hari saya jualan. Ada pedagang sate yang beli atau ada upacara di rumahnya, tapi tidak banyak,” imbuhnya.
Meskipun dalam masa pandemi Covid-19, dirinya hanya menjual kambingnya langsung di tempat.
“Saya jual langsung, tidak pakai sistem online,” akunya. (*)