Corona di Bali
Promosi Unik Saat PPKM Darurat di Denpasar, Handep dan Kamu Wear Gelar Lockdown Fashion Show
Lockdown fashion show berlangsung sederhana di toko Handep di Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar, Bali.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - PPKM Darurat tidak menghalangi kreativitas pelaku usaha.
Mereka mencari berbagai inovasi untuk bisa bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Kreativitas itu diperlihatkan Handep dan Kamu Wear.
Usaha yang bergerak dalam bidang mode menggelar lockdown fashion show pada Minggu 18 Juli 2021.
Baca juga: Jokowi Ingatkan Petugas PPKM: Jangan Sampai Masyarakat Frustrasi karena Kesalahan Berkomunikasi
Acara tersebut menjadi momen memperkenalkan brand mereka kepada publik.
Lockdown fashion show berlangsung sederhana di toko Handep di Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar, Bali.
Empat model tampil di dalam ruangan yang ditata sedemikian rupa.
Model mengenakan produk Handep dan Kamu Wear baik berupa tas, topi, maupun aksesoris lain.
Mereka berlenggak-lenggok bak model yang disiarkan secara daring via instagram.
Founder dan CEO Handep, Randi Julian Miranda mengatakan kegiatan ini digelar untuk menghibur masyarakat di tengah PPKM Darurat.
Selain itu untuk mengingatkan masyarakat terhadap brand mereka.
“Selama pandemi kami terus melakukan inovasi marketing. Biasanya kami gelar talk, dan sudah bosan makanya kami gelar fashion show,” katanya.
Saat ini pihaknya tak bisa menggelar event yang menghadirkan banyak orang, sehingga dibuat sesuatu yang simpel.
Lewat fashion kata Miranda, pihaknya memperkenalkan referensi dress yang nyaman bagi wanita saat bekerja di rumah dengan tambahan aksesoris dari bahan ramah lingkungan.
“Produk kami ini semuanya berasal dari bahan ramah lingkungan, ada dari rotan maupun bambu,” katanya.
Untuk kerajinan rotan, pihaknya bekerjasama dengan 200 petani dan perajin tradisional di Kalimantan Timur.
Sementara untuk kerajinan bambu, bekerjasama dengan perajin dari desa Baliaga di Buleleng.
“Kami terus berupaya bagaimana agar bisa survival di tengah pandemi. Saat ini bukan profit oriented, tapi bagaimana agar petani dan perajin yang kami ajak kerjasama bisa produktif. Kami beli produk mereka dengan sistem beli putus,” katanya.
Harga produk mereka dijual mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.
Baca juga: Handep dan Kamu Wear Gelar Lockdown Fashion Show, Sebagai Cara Promosi Fashion di PPKM Darurat
Dari penjualan tersebut, perajin mendapat 30 persen.
Produk mereka juga telah diekspor hingga ke Eropa, Amerika, Jepang, Singapura, dan beberapa negara di Asia Tenggara.
Diakuinya, sejak pandemi Covid-19 omzet penjualan lesu karena kebanyakan orang menggunakan uanguntuk membeli kebutuhan pokok.
“Makanya kami berharap agar PPKM Darurat jangan diperpanjang lagi. Bahkan yang menggunakan sistem marketing online saja tetap loyo penjualannya,” kata dia. (*).