Wawancara Tokoh

Bincang dengan Direktur RS Kasih Ibu Denpasar, Jangan Bawa Anak ke Luar Saat Covid Meningkat

Protokol kesehatan ketat dan vaksinasi menjadi senjata utama dalam menangkal serangan virus ini.

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Direktur RSKI Denpasar dr. Ni Kadek Dwi Widhyari - Bincang dengan Direktur RS Kasih Ibu Denpasar, Jangan Bawa Anak ke Luar Saat Covid Meningkat 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pandemi Covid-19 menyerang tak pandang bulu.

Kerentanan individu yang terpapar kini tak hanya lansia dan dewasa saja, melainkan juga anak-anak dan remaja.

Protokol kesehatan ketat dan vaksinasi menjadi senjata utama dalam menangkal serangan virus ini.

Di Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar, misalnya, pada Juni 2021 mengalami peningkatan pasien anak dan remaja yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Aparat Gelar Razia Vaksin, Sejumlah Warga Jembrana Sempat Menolak Jalani Vaksinasi Covid-19

Hal ini diungkapkan Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar dr Ni Kadek Dwi Widhyari.

Bagaimana perkembangan pasein Covid-19 disampaikan Direktur RS Kasih Ibu kepada Tribun Bali, Kamis 22 Juli 2021. Berikut petikannya:

Seperti apa perbedaan kondisi pandemi Covid-19 sekarang dengan setahun lalu?

Kondisi sekarang lebih berat dari kondisi sebelumnya. Jumlah penduduk yang terkonfirmasi meningkat.

Pasien Covid yang sebelumnya lebih banyak dewasa, sekarang bisa dewasa maupun anak-anak, dan remaja.

Ini artinya, angka penularan cukup tinggi. Pasien anak dulu sudah ada, tapi sekarang lebih banyak.

Peningkatan kasus mulai Juni 2021, namun kalau dilihat secara proporsi, tetap lebih banyak dewasa.

Astungkara belum pernah pasien anak yang kami rawat dengan Covid-19 meninggal dunia.

Kalau Lansia dengan comorbid (penyakit bawaan, Red) ada. Yang meninggal dunia ada 2 kasus selama kami merawat sejak setahun lalu.

Apa penyebab penularan virus lebih tinggi?

Penyebabnya bisa karena tipe virus Covid serta perilaku masyarakat yang tidak taat prokes.

Kerumunan masih banyak, penggunaan masker masih rendah.

Seperti apa kondisi bed occupation rate (BOR) di RS Kasih Ibu saat ini?

BOR Covid-19 di RS Kasih Ibu Denpasar 90 persen sampai dengan 100 persen.

Dan untuk mengatasi kondisi tersebut kami telah menambah kapasitas bed isolasi kami.

Sekarang menjadi lebih dari 40 persen dari total bed RS.

Saat ini kasus covid memang masih cukup tinggi pasien Covid yang datang ke UGD RS kami dan dirawat di Ruang Isolasi masih banyak.

Layanan kita yang baru adalah di UGD pasien dibedakan atau dipisahkan dari pasien yang memiliki keluhan mengarah ke gejala Covid-19 dan berisiko dengan pasien yang tidak berisiko Covid-19.

Kita tidak boleh menolak pasien.

Semua harus dilayani, tetapi dibedakan.

Di dalam UGD RSKI Denpasar tersedia dua bed tekanan negatif yang berfungsi untuk mengalihkan pasien yang membawa infeksi sehingga ruangan tidak akan menjadi terisi oleh virus.

Selain itu, petugas kesehatan dipastikan dengan alat pelindung diri (APD) lengkap dan sehat.

Bagaimana saran dan imbauan dokter untuk menekan laju penyebaran Covid-19?

Semua pihak harus berperan dalam menanggulangi kasus Covid ini.

Kesadaran masyarakat untuk taat prokes harus ditingkatkan.

Karena kasus ini bisa ditekan jika seluruh masyarakat sadar untuk menggunakan masker secara benar, mengurangi mobilisasi, menghindari kerumunan, melakukan test, tracing dan treatment jika ada kasus positif.

Satu lagi, vaksin sangat bermanfaat karena bisa mengurangi keparahan dari sakitnya. Jadi selain prokes harus vaksin.

Imbauan untuk semua orang patuhi prokes, segera vaksin bagi yang belum.

Dengan vaksin maka derajat keparahan Covid bisa lebih rendah dan angka kematian akibat Covid menurun.

Kita semua berperan dalam menurunkan kasus Covid-19.

Selain itu pentingnya Post Recovery Covid-19 karena masalah Covid-19 bukan saja saat mereka sakit, tetapi juga setelah mereka sembuh.

Baca juga: Aparat Gelar Razia Vaksin, Sejumlah Warga Jembrana Sempat Menolak Jalani Vaksinasi Covid-19

Beban, stigma, psikis, ada yang merasakan kondisinya tidak seperti sedia kala, stres.

Kita asessment, diagnosa seberapa kekuatan tubuh dan fungai paru-paru.

Setelah hasil PCR pasien negatif atau sembuh, baru dicek fungsi paru-paru perlu treatment secara bertahap.

Melansir Tribunnews.com Mantan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dokter Reisa Broto Asmoro menyarankan para orangtua untuk tak membawa anak keluar rumah saat laju penularan Covid-19 meningkat.

Terlebih dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat saat ini.

Bahkan untuk keperluan belanja sekalipun dirinya melarang para orangtua membawa buah hatinya.

Sebab, rumah adalah tempat berlindung paling tepat bagi anak-anak untuk saat ini.

Sebenarnya tidak disarankan double masker untuk anak.

Belanja saja jangan diajak anaknya.

Laju penularan sekarang lagi tinggi-tingginya.

Jadi, jangan dibawa keluar. Tetap di rumah saja, ujar Reisa. (*).

Kumpulan Artikel Corona di Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved