Cara Mengatasi Benjolan

Waspadai Benjolan Jerawat di Dalam Hidung yang Menimbulkan Nyeri Dan Gangguan Bernapas

Benjolan kecil seperti ini bila tumbuh di tempat yang tidak wajar seperti di dalam rongga hidung harus diwaspadai dan diatasi. 

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribunnews
Ilustrasi hidung 

TRIBUN-BALI.COM - Masalah pada hidung bisa sangat menganggu pernapasan seseorang. Apalagi bila masalah tersebut karena benjolan di dalam hidung. 

Salah satu masalah yang banyak terjadi adalah jerawat di dalam hidung. 

Benjolan kecil seperti ini bila tumbuh di tempat yang tidak wajar seperti di dalam rongga hidung harus diwaspadai dan diatasi. 

 Jerawat adalah masalah kulit yang kerap tumbuh di tempat-tempat tertentu dan terjadi pada orang dewasa.

Bagian kulit yang paling banyak menjadi tumbuhnya jerawat adalah muka, leher, dan punggung.

Namun, tak hanya di area permukaan kulit, jerawat juga bisa muncul di tempat yang tersembunyi, salah satunya lubang hidung.

Baca juga: Benjolan di Pantat Mirip Jerawat Tapi Bukan, Bisa Jadi Folliculitis

Meskipun sebenarnya bisa saja tidak mengganggu penampilan, jerawat di dalam hidung membuat tidak nyaman.

Rasa pegal, gangguan bernafas, bahkan risiko penyakit lain yang lebih serius bisa terjadi akibat adanya jerawat di dalam hidung ini.

Lalu apa yang menyebabkan jerawat muncul di dalam lubang hidung?

Menurut keterangan dr. Kevin Adrian, dikutip dari laman Alodokter, munculnya jerawat di dalam lubang hidung karena beberapa kebiasan kurang baik seperti terlalu sering mengupil atau mengeluarkan cairan hidung dengan terlalu keras.

Jerawat di dalam hidung terbagi menjadi 2 jenis, yakni nasal vestubulitis dan nasal furuncles.

Nasal vestubulitis muncul di area ujung lubang hidung yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

Tandanya, akan muncul jerawat berwarna kemerahan, bengkak, dan sakit apabila disentuh.

Baca juga: Benjolan di Leher dan Cara Mengatasi Agar Tidak Semakin Parah 

Sementara, kondisi pada nasal furuncles, jerawat berada pada lubang hidung yang lebih dalam dan diakibatkan oleh bakteri Staphylococcus, Streptococcus, dan methilin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

Jenis ini lebih berbahaya, karena jika infeksi tidak tertangani akan menjadi selulitis dan menyebar hingga pembuluh darah ke otak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved